EFIKASI BEBERAPA INSEKTISIDA MIKROBIA TERHADAP ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) PADA TANAMAN SAWI
Main Authors: | Kurniawan, Tria, Nadrawati, Nadrawati, Djamilah, Djamilah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/14506/1/Skripsi%20Tria%20Kurniawan%20E1J013116%20PDF.pdf http://repository.unib.ac.id/14506/ |
Daftar Isi:
- Sawi merupakan salah satu tanaman sayuran yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Selain digemari oleh masyarakat, sawi juga mengandung beberapa zat gizi yang diperlukan oleh tubuh seperti protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Produksi sawi pada tahun 2013-2015 mengalami penurunan, pada tahun 2013 produksi sawi mencapai 635.728 ton sedangkan pada tahun 2014 hanya 602.478 ton dan pada tahun 2015 produksi sawi semakin menurun yaitu 600.200 ton. Salah satu faktor penyebab turunnya produksi tanaman sawi adalah hama ulat grayak (Spodoptera litura F.). Hama ini paling banyak merusak tanaman hortikultura dengan tingkat kerusakan mencapai 80% bila tidak dilakukan pengendalian. Ulat grayak merupakan hama yang bersifat polifag atau mempunyai kisaran inang luas, sehingga berpotensi menjadi hama pada berbagai jenis tanaman. Untuk mengendalikan hama ini petani cenderung bergantung pada insektisida kimia sintetik yang diyakini praktis dan hasil pengendalian yang cepat terlihat. Namun tanpa disadari, penggunaan insektisida sintetik menyebabkan berbagai dampak negatif seperti terjadinya resistensi dan resurjensi hama, serta residunya mencemari lingkungan dan mengakibatkan gangguan kesehatan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan insektisida mikrobia. Penggunaan insektisida mikrobia untuk mengendalikan hama memiliki beberapa keuntungan antara lain aman bagi lingkungan dan kesehatan, bahan yang digunakan sudah tersedia di alam, tidak menimbulkan organisme pengganggu tanaman (OPT) baru, dan OPT tidak menjadi resisten. Insektisida dikatakan efektif jika mampu mengendalikan hama dengan mortali tas ≥ 80 %. Insektisida mikrobia dengan bahan aktif patogen serangga berpotensi untuk menekan populasi hama. Beberapa patogen serangga yang berpotensi untuk mengendalikan hama adalah Beauveria bassiana (Bals) Vuill, Metarhizium anisopliae Metch, Bacillus thuringiensis Berliner dan Nomurae rileyi (Farl) Sams. Mengingat potensi beberapa cendawan entomopatogen sebagai insektisida mikrobia pengendali serangga, maka perlu dilakukan pengujian beberapa insektisida mikrobia untuk mengendalikan hama ulat gayak (S. litura) pada tanaman sawi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan insektisida mikrobia yang efektif terhadap S. litura pada tanaman sawi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – April 2017 di laboratorium Proteksi Tanaman dan Desa Tangsi Duren, Kecamatan Kabawetan, Kabupaten Kepahiang. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 7 perlakuan dan 3 ulangan. Penanaman menggunakan polibag dengan satu unit percobaan terdiri dari dua polibag dan setiap polibag ditanami satu tanaman. Perlakuan yang diujikan dalam penelitian ini adalah: B. bassiana isolat lokal dengan kerapatan konidia 10 9 /ml, B. bassiana kemasan dengan konsentrasi 2 g/l, M. anisopliae isolat lokal dengan kerapatan konidia 10 9 /ml, M. anisopliae kemasan dengan konsentrasi 2 g/l, B. thuringiensis kemasan dengan konsentrasi 2 g/l, N. rileyi isolat lokal dengan kerapatan konidia 10 7/ml dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian insektisida mikrobia pada ulat grayak berpengaruh nyata terhadap mortalitas, intensitas kerusakan dan jumlah daun utuh, namun tidak berpengaruh nyata terhadap bobot segar tanaman. Perlakuan yang efektif digunakan untuk mengendalikan hama S. litura pada tanaman sawi adalah perlakuan N. rileyi isolat lokal dan B. bassiana isolat lokal dengan mortalitas masing-masing 93.3% dan 83.3%. (Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu)