RESPON PEMBERIAN MIKORIZA (Glomus sp.) UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN TOMAT CUNG (Lycopersicum esculentum Mill.) TERHADAP SERANGAN Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici
Main Authors: | Rohpemi, Fetria Anggun, Purnomo, Bambang, Sulistyo, Bambang |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/14484/1/SKRIPSI%20FETRIA%20ANGGUN%20ROHPEMI%20E1J012145%20Fiks.pdf http://repository.unib.ac.id/14484/ |
Daftar Isi:
- Tomat Cung (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan komuditas sayuran buah semusim yang banyak dibudidayakan, karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Produksi tomat dari tahun 2010 hingga 2013 mengalami penurunan. Salah satunya diakibatkan serangan patogen Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici. Upaya pengendalian penyakit layu Fusarium sudah banyak dilakukan, seperti penggunaan fungisida Captan dan Benomyl, tetapi hasilnya kurang memuaskan karena dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, membahayakan kesehatan manusia dan menyebabkan berkembangnya patogen yang risesten terhadap fungisida. Alternatif pengendalian penyakit layu fusarium dengan memanfaatkan fungi Mikoriza. Penelitian bertujuan memilih dosis mikoriza yang efektif untuk meningkatkan ketahanan tomat Cung (Lycopersicum esculentum Mill.) terhadap serangan Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2016 dalam polybag di Lahan Percobaan Laboratorium Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) terdiri dari 10 perlakuan dan 3 ulangan, yang meliputi kombinasi dosis mikoriza dan konsentrasi F. oxysporum. Dosis mikoriza terdiri dari M0 (tanpa mikoriza), M1 (10 gram PHM), M2 (20 gram PHM), M3 (30 gram PHM) dan M4 (40 gram PHM). Konsentrasi F. oxysporum terdiri dari F0 (tanpa F. oxysporum) dan F1 (1.000.000 propagul F. oxysporum), sehingga diperoleh 30 unit percobaan. Masingmasing unit perlakuan terdiri dari 2 tanaman, sehingga total percobaan ada 60 unit. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah variabel penyakit (masa inkubasi, intensitas serangan), variabel pertumbuhan dan hasil (umur berbunga, tinggi tanaman, bobot brangkasan basah, bobot brangkasan kering, jumlah buah dan bobot buah). Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik menggunakan analisis keragaman (ANAVA) pada taraf 5% dan dilanjutkan dengan uji duncan multiple range test (DMRT) pada taraf 5%. Data hasil pengamatan tingkat infeksi mikoriza dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis mikoriza yang diujikan tidak berpengaruh nyata terhadap variabel penyakit maupun variabel pertumbuhan dan hasil tomat Cung, namun memberikan respon terhadap masa inkubasi serangan layu fusarium melalui udara yang menunjukkan adanya penundaan masa inkubasi pada perlakuan M1F0 gejala terlihat 29 hari setelah inokulasi, sedangkan intensitas serangan fusarium rata-rata terendah pada perlakuan M2F1 hanya 5,90%. Tinggi tanaman tomat Cung dengan rata-rata tertinggi pada perlakuan M2F1 mencapai 44,33 cm dan menghasilkan bobot buah total tertinggi pada perlakuan M2F1 mencapai 398,33 gram dengan jumlah buah 116,33 butir.