RESPON TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) TERHADAP PENYAKIT HAWAR DAUN (Phytophthora infestans) PASCA PENYINARAN GAMMA

Main Authors: Okfitasari, Resti, Pamekas, Tunjung, Suharjo, Usman Kris Joko
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/14478/1/SKRIPSI%20RESTI%20OKFITASARI.pdf
http://repository.unib.ac.id/14478/
Daftar Isi:
  • Tanaman kentang umumnya rentan terhadap 300 jenis hama dan penyakit, baik yang disebabkan oleh virus, bakteri maupun cendawan. Salah satu penyakit utama yang sangat sukar dikendalikan adalah penyakit hawar daun yang disebabkan oleh fungi Phytophthora infestans. P.infestans dikenal sebagai patogen yang menyerang tanaman kentang dengan menyebabkan timbulnya busuk daun atau hawar daun. Untuk menekan tingkat kerugian akibat penyakit hawar daun pada tanaman kentang, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan resistensi tanaman kentang terhadap penyakit hawar daun dengan cara mutasi induksi menggunakan sinar gamma. Mutasi induksi menggunakan radiasi sinar-X dan sinar gamma paling banyak penggunaannya sebagai metode untuk mengembangkan varietas mutan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tanaman kentang yang diradiasi gamma dengan yang tidak diradiasi gamma terhadap patogen hawar daun (Phytophthora infestans). Penelitian dilakukan pada bulan November 2016 sampai Februari 2017 di Laboratorium Proteksi Tanaman dan Rumah Kaca Proteksi Tanaman Universitas Bengkulu. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif yaitu membandingkan tanaman kentang varietas Granola dengan perlakuan sinar gamma 30 Gray dan kontrol. Penyinaran gamma dilakukan di Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) Jakarta. Benih yang telah disinari gamma maupun yang tidak disinari ditanam ke dalam polibag berukuran 5 kg. Media semai yang digunakan yaitu tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang sapi dengan perbandingan 2:1 yang sebelumnya terlebih dahulu dimasukkan ke dalam plastik dan disterilkan. Pada umur 4 minggu setelah tanam, tanaman kentang diinokulasi dengan suspensi patogen Phytophthora infestans sebanyak 10 ml per polibag dengan kerapatan 10 konidia/ml dengan cara disiram di sekitar perakaran. Variabel pengamatannya yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, tingkat kehijauan daun, bobot berangkasan basah dan kering, masa inkubasi, persentase serangan, intensitas serangan, dan kandungan asam salisilat. Untuk respon agronomis, pengamatan dilakukan dari minggu pertama hingga panen. Untuk respon penyakit, pengamatan dilakukan pada 5 MSI (minggu setelah inokulasi). Dan untuk respon kimia (uji asam salisilat), pengamatan dilakukan setelah pengamatan respon agronomis dan penyakit selesai dilakukan. Pengamatan respon agronomis dan respon penyakit dilakukan di bawah naungan Rumah Kaca Proteksi Tanaman sedangkan pengamatan kandungan asam salisilat dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk pengamatan agronomis perlakuan kontrol lebih tinggi dibandingkan perlakuan iradiasi gamma 30 Gy. Namun untuk pengamatan respon penyakit, tanaman yang diradiasi gamma menghasilkan tanaman yang lebih tahan dibandingkan kontrol. Sedangkan untuk uji asam salisilat ke dua perlakuan sama-sama tidak menunjukkan adanya kandungan asam salisilat baik itu dari bagian batang, daun maupun umbi kentang.