RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG VARIETAS BISI-2 PADA ENAM TARAF DOSIS PUPUK KOMPOS DI ULTISOL
Main Authors: | Hasibuan, Herlenny, Prasetyo, Prasetyo, Riwandi, Riwandi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/14463/1/Skripsi%20Herlenny%20Hasibuan.pdf http://repository.unib.ac.id/14463/ |
Daftar Isi:
- Jagung merupakan sumber karbohidrat kedua setelah padi, tingkat keberhasilan dalam budidaya jagung sangat di pengaruhi oleh kondisi tanah yang optimum bagi pertumbuhan tanaman. Sebagian besar tanah di Indonesia yaitu tanah ultisol. Ultisol merupakan jenis tanah yang memiliki potensi bagi pengembangan pertanian dengan luas sekitar 48,3 juta hektar. Meskipun demikian berbagai masalah seperti tingkat kemasaman dan kelarutan aluminium yang tinggi serta ketersediaan hara yang rendah. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mendapatkan kondisi tersebut adalah dengan pemberian pupuk kompos. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis optimum pupuk kompos terhadap pertumbuhan dan hasil jagung di tanah ultisol. Penelitian ini di laksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Agustus 2015, di stasiun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Desa Tanjung Terdana, Kabupaten Bengkulu Tengah pada jenis Ultisol. Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dosis pupuk kompos yang terdiri dari enam taraf yaitu : D0 = 0 ton ha -1 , D1 = 2,5 ton ha -1 , D2 = 5 ton ha -1 , D3 = 7,5 ton ha -1 , D4 = 10 ton ha -1 , D5 = 12,5 ton ha -1 . Percobaan ini di ulang sebanyak 4 kali sehingga menghasilkan 24 petak percobaan. Petakan dengan ukuran 4 m x 30 m dengan jarak tanam 80 cm x 30 cm, sehingga di dapat 500 tanaman petak -1 , dan jarak antar petakan 1,5 m pengamatan sampel tanaman 5 % dari 500 tanaman jadi sampel 25 tanaman. Dari hasil penelitian menunjukkan belum didapatkan dosis pupuk kompos optimum tetapi, pemberian pupuk kompos dengan dosis 12,5 ton ha -1 menghasilkan tinggi tanaman tertinggi 181,18 cm, bobot tongkol berkelobot sampel -1 0,25 (kg) dan bobot tongkol berkelobot petak -1 pada 25 tanaman sampel 6,31 (kg). Sedangkan variabel jumlah daun, diameter batang, bobot tongkol tanpa berkelobot, bobot tongkol tanpa kelobot petak -1 pada 25 tanaman sampel, dan bobot pipilan kering petak -1 pada 25 tanaman sampel tidak berpengaruh nyata.