ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHA TERNAK PUYUH DI KOTA BENGKULU
Main Authors: | Sari, Winda Trisni, Sriyoto, Sriyoto, Suryanty, Melli |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/14421/1/Skripsi%20Winda%20Trisni%20Sari.pdf http://repository.unib.ac.id/14421/ |
Daftar Isi:
- Subsektor peternakan di Negara Indonesia memegang peranan penting dalam usaha perkembangan sektor pertanian. Perkembangan pembangunan di subsektor peternakan menjamin tersedianya bahan pangan konsumsi yang mendorong perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan serta menunjang pembangunan daerah. Potensi pengembangan komoditas peternakan yang masih cukup besar merupakan alasan utama untuk menjadikan subsektor peternakan sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi bagi sektor pertanian saat ini. Penelitian dilakukan selama satu bulan pada Maret 2017 dengan jumlah pengamatan sebanyak dua kali. Pengamatan pertama dilakukan untuk mengetahui karakteristik responden dengan melakukan pendekatan kepada responden. Pada penelitian ini peneliti mengamati 30 peternakan burung puyuh sebagai sampel yang mewakili usaha ternak burung puyuh di kota Bengkulu. Guna menganalisis hubungan antar variabel pada data yang digunakan analisis Korelasi Product Moment dan untuk mengitung pendapatan digunakan rumus umum pendapatan. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari wawancara langsung dengan bantuan kuisioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder adalah data yang berasal dari instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik Kota Bengkulu, Badan Ketahanan Pangan Kota Bengkulu, dan Jurnal Ilmiah yaitu mempelajari literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Hasil analisis diperoleh diperoleh pada strata 1, variabel yang memiliki hubungan signifikan yaitu jumlah bibit, jumlah pakan, jumlah vitamin dan jumlah obatobatan. Pada strata 2, variabel yang memiliki hubungan signifikan yaitu jumlah bibit, jumlah pakan, jumlah vitamin dan pengalaman usaha ternak, sedangkan untuk strata 3, variabel yang memiliki hubungan signifikan yaitu jumlah bibit, jumlah pakan dan pengalaman usaha ternak. Untuk rata-rata pendapatan yang diterima peternak setiap bulannya pada paling besar terdapat pada strata 2 yaitu Rp. 4.762.343. Begitu juga dengan pendapatan pada satu siklus usaha yaitu sebesar Rp. 63.383.699. Hal ini dikarenakan pada strata 2, puyuh berada pada masa produksi optimal sehinggapenerimaan yang diperoleh oleh peternak paling tinggi terdapat pada strata ini.