ANALISIS PERENCANAAN LABA USAHA SIRUP JERUK KALAMANSI (CITROFORTUNELLA MICROCARPA) (STUDI KASUS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SALFOOD DI KELURAHAN PADANG SERAI KECAMATAN KAMPUNG MELAYU KOTA BENGKULU)

Main Authors: Rafita, Rafita, Nusril, Nusril, Suryanty, Melly
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/14408/1/Rafita%20%20NPM.pdf
http://repository.unib.ac.id/14408/
Daftar Isi:
  • Jeruk Kalamansi merupakan salah satu komoditi yang mendapat perhatian pemerintah Kota Bengkulu karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam usaha industri pengolahan. Pada bulan Januari 2011, Jeruk Kalamansi telah ditetapkan menjadi produk perdana dalam program "satu desa satu produk". Pada saat itu, Wali Kota menyatakan bahwa 7000 batang bibit jeruk kalamansi telah didistribusikan dan sudah disediakan lahan seluas 7 hektar untuk perkebunan Jeruk Kalamansi. Penelitian Ini Bertujuan Untuk Menganalisis pendapatan Usaha Sirup Jeruk Kalamansi (Citrofortunella microcarpa) Pada Industri Rumah Tangga Salfood Di Kelurahan Padang Serai Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu. Penelitian Ini Dilakukan Satu Bulan Yaitu Mulai Dari Tanggal 17 Mei Sampai Tanggal 17 Juni 2016 Selama 11 Kali Proses Produksi. Metode Yang Digunakan Yaitu Secara Sengaja Atau Purposive. Pengumpulan Data Dilakukan Dengan Data Primer Dan Data Sekunder. Metode Yang Digunakan Untuk Menghitung pendapatan adalah dengan pendekatan harga pokok produksi. Pendapatan yang diperoleh Industri rumah tangga pengolah jeruk kalamansi adalah Rp. 8.244.485,71/bulan, sedangkan laba bersih yang diperoleh industri rumah tangga pengolah jeruk kalamansi Rp. 2.307.496,95/bulan. Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan pada industri rumah tangga salfood ini. Titik impas per unit dari usaha sirup jeruk kalamansi ini adalah 69 liter, sedangkan titik impas per rupiah sebesar Rp. 3.103.766,67, MOS sebesar Rp. 72%, MIR sebesar 27% dan DOL 1,36. Sebaiknya pemilik industri pengolah jeruk kalamansi ini bisa menambah peralatannya agar dalam proses produksi bisa ditingkatkan lagi, supaya keuntungan yang diperoleh lebih besar dari sebelumnya. Dari segi bahan penolong (gula pasir) sebaiknya pemilik usaha membeli bahan penolong langsung dari distributornya dan tidak lagi membeli dimini market, selain meminimalkan biaya pemilik usaha juga dapat penyetokan persediaan bahan penolong supaya tidak kehabisan. Karena disini biaya untuk pembelian bahan penolong lebih besar dari pada bahan baku.