KEMISKINAN STRUKTURAL PADAKOMUNITAS NELAYAN (STUDI KASUS PADA KOMUNITAS NELAYAN BURUH DI KELURAHAN SUMBER JAYA KECAMATAN KAMPUNG MELAYU KOTA BENGKULU)
Main Authors: | Pinem, Eine Yamitha, Widiono, Septri, Irnad, Irnad |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/14331/1/Skripsi%20Eine.pdf http://repository.unib.ac.id/14331/ |
Daftar Isi:
- Kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang secara ekonomi tidak mampu memenuhi standar kebutuhan hidup rata-rata masyarakat dalam suatu daerah. Kemiskinan di Kelurahan Sumber Jaya biasanya terjadi di kalangan nelayan, khususnya nelayan buruh. Kemiskinan pada masyarakat nelayan di Kelurahan Sumber Jaya dipahami sebagai ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar, seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan. Nelayan miskin umumnya adalah masyarakat pendatang yang tidak memiliki aset berupa lahan dan tempat tinggal. Kemiskinan pada nelayan di Kelurahan Sumber Jaya dicirikan oleh kepemilikan rumah tempat tinggal yang masih menyewa dan sangat sederhana. Rumah tangga nelayan miskin hanya membeli obat di warung dekat rumah jika ada anggota keluarga yang sakit, karena belum semua rumah tangga nelayan miskin memiliki kartu BPJS. Kondisi pendidikan kepala rumah tangga miskin di Kelurahan Sumber Jaya hanya mencapai Sekolah Menengah Atas (SMP). Kondisi perekonomian nelayan umumya masih sangat rendah, pendapatan yang tidak menentu dari pekerjaan menjadi nelayan menjadi faktor utama dari rendahnya status ekonomi nelayan di tengah-tengah masyarakat. Mereka yang tergolong miskin umumnya sulit untuk melepaskan diri dari jerat kemiskinan, karena kemiskinan yang mereka jalani telah berkembang menjadi sebuah bentuk kemiskinan yang bukan hanya mengalami kekurangan materi, tetapi juga unsurunsur kemiskinan lain didalammya yang menyatu dengan kehidupan mereka. Sehingga menciptakan suatu struktur yang mengikat mereka untuk tetap menjadi miskin. Pola hubungan produksi yang terjadi di komunitas nelayan buruh di Kelurahan Sumber Jaya umumnya sama dengan nelayan lain. Dari hasil melaut akan dilakukan pembagian hasil menurut hasil tangkapan. Pembagian hasil ini sebenarnya dirasa timpang oleh nelayan, dimana mereka terkadang harus menanggung biaya logistik selama melaut, dengan hasil tangkap yang sedikit. Akibatnya tidak jarang mereka harus berhutang kepada juragan. Hidup nelayan buruh menjadi tergatung pada juragan pemilik modal, sampai mereka mampu melunasi hutang nya. Kemiskinan yang terjadi di masyarakat nelayan Kelurahan Sumber Jaya faktor utama nya adalah hasil tangkap yang tidak menentu. Hal ini kemudian membuat nelayan harus meminjam uang kepada juragan pemilik modal untuk kebutuhan melaut dan kebutuhan hidup sehari-hari. Bantuan yang diberikan pemerintah kepada nelayan di Kelurahan Sumber Jaya adalah kartu nelayan dan rumah bantuan khusus nelayan. Bantuan ini belum semua diterima oleh nelayan buruh terutama ABK kapal. Belum semua ABK kapal yang terdaftar sebagai pemilik kartu nelayan. Karena kurangnya informasi dan waktu yang dimiliki nelayan selama di darat membuat nelayan tidak mengurus untuk memiliki kartu nelayan ini. Sengketa lahan yang masih terus terjadi sampai saat ini membuat masyarakat yang ada di Kelurahan Sumber Jaya tidak memiliki sertifikat lahan. Mereka yang sudah berpulu-puluh tahun menempati daerah ini merasa tidak nyaman setiap harinya bila sewaktu-waktu akan terjadi penggusuran. Lahan yang sekarang ditempati adalah milik PT.Pelindo II, yang saat ini sudah di alihkan kepada pemerintah. Namun janji pemerintah yang akan memberikan sertifikat rumah belum juga diterima oleh masyrakat Kelurahan Sumber Jaya. Seandainya mereka memiliki sertifikat lahan, maka sertifikat dapat digunakan untuk jaminan meminjam modal usaha kepada pihak perbankan. Faktorfaktor tersebut membuat rumah tangga nelayan miskin di Kelurahan Sumber Jaya sulit untuk sejahtera kehidupannya. (Program Study Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu)