Faulty Learning Menjadi Penyebab Anak Delinkuen Ditinjau Dari Psikologi Kriminal (Studi Kasus Di Kota Bengkulu
Main Authors: | Sinaga, Ikang Fauzi, Sriwardhani, Noeke, Ramadhani, Susi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/13940/1/SKRIPSI%20IKANG%20FAUZI%20SINAGA.pdf http://repository.unib.ac.id/13940/ |
Daftar Isi:
- Dalam tumbuh kembang anak, keluarga berperan penting untuk membentuk karakter dan perilaku anak. Usia anak adalah usia untuk belajar, meniru, dan menjadikan orang terdekat maupun lingkungannya sebagai teladan dalam berbuat, namun seringkali keluarga dan lingkungan masyarakat justru memberikan contoh perilaku yang tidak baik kepada anak. Di dalam teori Behavioristik atau pemahaman perilaku terdapat model gangguan psikologis yang salah satunya adalah model belajar. Model belajar menjelaskan bahwa penyebab perilaku abnormal adalah faulty learning. Faulty Learning atau proses belajar yang salah adalah gangguan perilaku yang berasal dari pengalaman salah belajar, baik kegagalan dalam mempelajari contoh perilaku yang tidak baik maupun mempelajari dengan salah contoh perilaku yang baik. Kegagalan mempelajari contoh perilaku ini potensial membentuk karakter dan kepribadian anak menjadi delinkuen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jauh penyebab anak delinkuen di Kota Bengkulu, perbuatan melawan hukum apa saja yang dapat dilakukan anak delinkuen di Kota Bengkulu, serta proses penanggulangannya. Penelitian ini adalah penelitian hukum empiris dengan penelitian yang bersifat deskriptif, penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui wawancara langsung maupun melalui studi dokumen. Data yang diperoleh akan diolah dengan teknik editing kemudian di analisis dengan metode induktif-deduktif mupun sebaliknya. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa keluarga dan lingkungan masyarakat memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak melalui contoh perilaku yang tidak baik sehingga anak mengalami faulty learning atau proses belajar yang salah. Perbuatan delinkuen yang dilakukan anak pun beragam mulai terjun kedunia prostitusi, mempelajari bagaimana cara mendapatkan uang dengan mencuri sepeda motor, memaksa pasangan untuk melakukan oral seks akibat keseringan menonton film porno, mengkonsumsi ganja karena stres dan diabaikan dalam keluarga hingga melakukan perkelahian karena dendam dan masalah kepribadian yang tidak mampu diatasi orangtuanya. Kesimpulannya bahwa faulty learning ternyata dapat menyebabkan anak delinkuen, perbuatan melawan hukum yang dilakukan anak pun beragam mulai dari pelacuran, pencurian, pelecehan seksual, penyalahgunaan narkotika dan perkelahian yang mengakibatkan kematian, penanggulangan anak delinkuen hendaknya dilakukan dengan menggunakan metode preventif atau metode pencegahan, metode penghukuman, dan metode kuratif ataupun pemulihan yang dilaksanakan dengan mengedepankan perhatian dan kasih sayang keluarga kepada anak agar anak mampu hidup susila, taat norma, bertanggungjawab dan menghargai orang lain dimulai dari dirinya sendiri.