PERTUMBUHAN DAN HASIL DELAPAN HIBRIDA JAGUNG MANIS YANG DIKEMBANGKAN SECARA ORGANIK DITIGA KETINGGIAN BERBEDA

Main Authors: Saptarima, Wiry Latiffan, Sigit, Sudjatmiko, Mohammad, Chozin
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/13292/1/WIRY%20LATIFFAN%20SAPTARIMA%20%28SKRIPSI%29.pdf
http://repository.unib.ac.id/13292/
Daftar Isi:
  • Varietas yang memilki potensi daya hasil tinggi dan daya adaptasi yang kuat pada lingkungan dengan sumber hara terbatas merupakan prasyarat keberhasilan budidaya jagung manis secara organik. Sebagian besar varietas jagung manis yang tersedia dewasa ini dikembangkan untuk budidaya konvensional dengan tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap pupuk agrokimia dalam mencukupi kebutuhan hara tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan penampilan pertumbuhan dan hasil delapan hibrida jagung manis yang dikembangkan untuk budidaya organik pada dataran rendah, daratan menengah dan dataran tinggi. Penelitian dilaksanakan mulai Desember 2015 hingga April 2016 pada tiga lokasi yang memiliki ketinggian berbeda, yaitu Medan Baru, Kota Bengkulu (daratan rendah dengan ketinggian tenpat 10 m di atas permukaan laut), sukamarga, Kabupaten Kepahiang (dataran menengah dengan ketinggian tempat 600 m di atas permukaan laut), dan Air Duku, Kabupaten Rejang Lebong (dataran tinggi dengan ketinggian tampat 1054 m di atas permukaan laut). Rancangan acak kelompok lengkap dengan tiga ulangan digunakan pada tiap lokasi untuk mengalokasikan delapan hibrida jagung manis (G8xG1, G8xG2, G8xG3, G8xG4, G8xG5, G8xG6, G8xG7, dan G8xG8) pada stuan-satuan percobaan. Analisis varians gabunfan lokasi dilakukan untuk menganalisis data yang dikumpulkan dari ketiga lokasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa interaksi Lokasi x hibrida berpengaruh nyata terhadap diameter tongkol berkelobot dan tanpa kelobot, yang menunju7kkan bahwa lingkar tongkol tidak hanya ditentukan oleh susunan genetik dari hibrida, melainkan juga oleh kondisi lingkungan tempat tumbuhnya hibrida tersebut. Naun deminikan, pada dataran menengah umunya hibrida yang diuji menunjukkandiameter tongkol yang lebih besar dibanding ketinggian tempat lainnya, kecuali G8xG1 dan G8xG2 yang menhasilkan diameter tongkol lebih besar pada lingkungan dataran rendah. Secara rata-rata, dataran menengah menghasilkan penampilan pertumbuhan yang lebih baik di bandingkan ketinggian tempat lainnya, sebagaimana ditunjukkan oleh tinggi tanaman, diameter batang dan luas daun. Demikian juga, dataran menengah menghasilkan penampilan hasil yang lebih tinggi dibanding dataran rendah atau dataran tinggi, hal ini di tunjukkan oleh panjang tongkol (19.44cm), jumlahh biji perbaris (38.4) dan bobot tongkol (317.18 g). Berdasarkan penampilan umumnya, G8xG5 menunjukkan kesesuaiannya untuk dibudidayakan pada dataran menengah dan dataran tinggi, G8xG1 sesuai untuk dibudidayakan pada dataran rendah, dan G8xG3 sesuai untuk dibudidayakan pada dataran menengah.