KEANEKARAGAMAN FAMILI HEWAN TANAH FILUM ARTHROPODA PADA PERKEBUNAN KARET DI DESA TALANG TINGGI KECAMATAN SELUMA BARAT PROVINSI BENGKULU

Main Author: Sari, Yuni Deka
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/12945/1/Skripsi%20Yuni%20Deka%20Sari.pdf
http://repository.unib.ac.id/12945/
Daftar Isi:
  • KEANEKARAGAMAN FAMILI HEWAN TANAH FILUM ARTHROPODA PADA PERKEBUNAN KARET DI DESA TALANG TINGGI KECAMATAN SELUMA BARAT PROVINSI BENGKULU. (Yuni Deka Sari, dibawah bimbingan Dr. Ir. Wiryono M.Sc dan Saprinurdin, S.Hut., M.ForEcosysSc) Filum Arthropoda permukaan tanah berperan penting dalam proses dekomposisi, keberadaan Filum Arthropoda permukaan tanah sangat tergantung pada sumber makanan dan energi untuk dapat melangsungkan hidupnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi Filum Arthropoda permukaan tanah yaitu faktor mikro berupa ketebalan seresah, kandungan bahan organik, pH tanah, jenis tanah, kepadatan tanah dan kelembaban tanah dan faktor makro berupa iklim, ketinggian tempat, jenis tumbuhan dan penggunaan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai Famili Filum Arthropoda permukaan tanah pada vegetasi rapat dan vegetasi kurang rapat di Perkebunan Karet Desa Talang Tinggi Kecamatan Seluma Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode PitFall Trap (Perangkap Jebak) dengan metode purposive sampling, perangkap sebanyak 20 perangkap. Sampel Filum Arthropoda ditemukan di lapangan kemudian diidentifikasi dengan menggunakan buku kunci determinasi Filum Arthropoda. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2016 pada vegetasi kurang rapat dan vegetasi rapat di Perkebunan Karet Desa Talang Tinggi Kecamatan Seluma Barat, sedangkan identifikasi dilakukan di Laboratorium Kehutanana Universitas Bengkulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman Famili Filum Arthropoda permukaan tanah di Perkebunan Karet Desa Talang Tinggi Kecamatan Seluma Barat. Hasil pengkuran menunjukan bahwa vegetasi yang kurang rapat memiliki suhu yang tinggi dan kelembaban yang rendah. Suhu pada vegetasi rapat adalah 280C dan suhu pada vegetasi kurang rapat adalah 300C. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kanopi, pada kondisi vegetasi tegakan karet yang rapat kanopi cenderung lebih rapat dibandingkan pada kondisi vegetasi tegakan karet yang kurang rapat, kanopi pada kondisi vegetasi tegakan karet yang kurang rapat tidaklah terlalu rapat sehingga memberikan banyak cela bagi cahaya matahari untuk masuk dan sampai kelantai tegakan, hal itu menyebabkan suhu pada lokasi tersebut lebih tinggi. Suhu tanah merupakan salah satu faktor fisika tanah yang menentukan kehadiran dan kepadatan filum arthropoda permukaan tanah. Fluktuasi suhu tanah lebih rendah dari suhu udara, dan suhu tanah tertinggi terdapat pada suhu udara (Suin, 1997). Indeks keanekaragaman (H’) filum arthropoda permukaan tanah tertinggi terdapat pada lokasi vegetasi rapat yaitu 0,67 dibandingkan dengan vegetasi kurang rapat yang hanya 0,55. Data indeks keanekaragaman menunjukan bahwa ekosistem pada vegetasi rapat cukup seimbang dibandingkan dengan vegetasi kurang rapat. Berdasarkan indeks keanekaragaman menurut fitriana (2006), menyatakan bahwa keanekaragaman dalam populasi dikatakan sedang apabila 1,0<H’<3,322. Hal ini menunjukan bahwa produktivitas cukup ekosistem cukup seimbang dan tekanan ekologis sedang. Indeks keanekaragaman yang tinggi dipengaruhi oleh jumlah famili filum arthropoda yang ditemukan paling banyak dilokasi vegetasi rapat yaitu 16 famili dengan jumlah individu 131, sedangkan pada vegetasi kurang rapat famili filum arthropoda yang ditemukan hanya 7 famili dengan jumlah individu 53.