KEANEKARAGAMAN FAMILI SERANGGA PERMUKAAN TANAH DI BAWAH TEGAKAN CEMARA LAUT (Casuarina equisetifolia) DI KAWASAN TWA PANTAI PANJANG PULAU BAAI DAN MUARA SUNGAI HITAM PROVINSI BENGKULU

Main Author: Nugrahawan, Denny
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/12906/1/Skripsi%20Denny%20Nugrahawan%2C%20NPM%20E1B012022%2C%20Kehutanan.pdf
http://repository.unib.ac.id/12906/
Daftar Isi:
  • KEANEKARAGAMAN FAMILI SERANGGA PERMUKAAN TANAH DI BAWAH TEGAKAN CEMARA LAUT (Casuarina equisetifolia) DI KAWASAN TWA PANTAI PANJANG PULAU BAAI DAN MUARA SUNGAI HITAM PROVINSI BENGKULU (Denny Nugrahawan, dibawah bimbingan Saprinurdin, S.Hut., M.ForEcosysSc dan Ir. Putranto Budiono A.N., M.Sc, 2016, 40 halaman) Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2016 di bawah tegakan cemara laut di kawasan Taman Wisata Alam Pantai Panjang Pulau Baai dan Muara Sungai Hitam Provinsi Bengkulu. Sampel serangga permukaan tanah yang didapat di lapangan kemudian dideterminasi menggunakan bantuan lup, pinset dan buku kunci determinasi serangga Borror et al., (1992) dan Siwi (1991). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan membandingkan jumlah famili serangga permukaan tanah di bawah tegakan cemara laut dengan kondisi tegakan alami di kawasan TWA Pantai Panjang Pulau Baai dan yang sudah ada intervensi manusia di Muara Sungai Hitam Provinsi Bengkulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-eksploratif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan metode pitfall-trap (perangkap jebak) dan metode fogging sebagai metode tambahan untuk memperoleh informasi tentang serangga permukaan tanah yang terbang dengan peletakan perangkap secara purposive sampling, dimana penetapan titik-titik pengambilan sampel dengan sengaja diletakkan di bawah tegakan cemara laut dengan kriteria tepat di dekat pohon, diantara dua tajuk, di bawah tajuk terpanjang dan di bawah tajuk terpendek. Lokasi penelitian disusun oleh vegetasi cemara laut dengan kondisi tegakan alami dan kondisi tegakan yang sudah ada intervensi manusia. Pada kondisi tegakan yang sudah ada intervensi manusia jumlah famili serangga yang ditemukan lebih banyak dibandingkan pada kondisi tegakan alami. Pada kondisi tegakan alami ditemukan 5 famili serangga permukaan tanah (Araneidae, Formicidae, Gryllidae, Rhagionidae, dan Salticidae) sedangkan pada kondisi tegakan yang sudah ada intervensi manusia ditemukan 7 famili serangga permukaan tanah (Araneidae, Dolichopodidae, Elateridae, Formicidae, Gryllidae, Salticidae, dan Tettigoniidae). Dengan demikian terdapat 8 famili serangga permukaan tanah di kedua lokasi. Empat famili serangga yaitu Formicidae, Salticidae, Gryllidae dan Araneidae ditemukan pada kedua lokasi penelitian, satu famili serangga Rhagionidae hanya ditemukan pada lokasi penelitian dengan kondisi tegakan alami dan 3 famili serangga Dolichopodidae, Elateridae dan Tettigoniidae hanya ditemukan pada lokasi lainnya. Indeks keanekaragaman jenis (H’) serangga permukaan tanah yang lebih tinggi terdapat pada lokasi penelitian dengan kondisi tegakan yang sudah ada intervensi yaitu 0,51 dibandingkan dengan kondisi tegakan yang alami hanya 0,38. Data indeks keanekaragaman menunjukkan bahwa ekosistem pada tegakan yang sudah ada intervensi manusia cukup seimbang dibandingkan dengan tegakan alami. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, dan tekanan ekologis sedang. Pada kondisi tegakan alami, famili Formicidae merupakan famili serangga yang mendominasi karena memiliki nilai kepadatan relatif (KR) tertinggi yaitu 70,93% dan memiliki nilai frekuensi relatif (FR) tertinggi yaitu 50% dengan jumlah individu 244 individu. Sedangkan pada kondisi tegakan yang sudah ada intervensi manusia menunjukkan bahwa famili Formicidae merupakan famili serangga yang mendominasi dengan nilai KR 59,39% dan nilai FR 40,91% dengan jumlah individu 468 individu. Indeks kesamaan komunitas antara lahan dengan kondisi tegakan alami dan kondisi tegakan yang sudah ada intervensi manusia adalah 66,67 %. Hal itu menunjukkan bahwa famili serangga permukaan tanah yang ditemukan pada kedua lokasi penelitian tersebut memiliki kemiripan yang tergolong sedang (berdasarkan pengelompokan michael). Penelitian ini selain mengunakan metode pitfall-trap juga menggunakan metode fogging sebagai metode tambahan untuk memperoleh informasi tentang serangga permukaan tanah yang terbang. Serangga permukaan tanah yang ditemukan pada penelitian ini (metode fogging) sebanyak 11 individu yang terdiri dari 3 ordo dan 3 famili. Pada kondisi tegakan yang sudah ada intervensi manusia famili Formicidae merupakan famili yang paling banyak ditemukan yaitu 3 individu, dan diikuti oleh famili Rhagionidae dan Tettigoniidae yang masing-masing hanya ditemukan 1 individu, sedangkan pada kondisi tegakan alami hanya ditemukan famili Rhagionidae sebanyak 2 individu. Jika kita lihat antara mengunakan metode pitfall-trap dan menggunakan metode fogging famili serangga yang ditemukan trennya hampir sama hanya jumlah individu dan jumlah famili yang didapatkan lebih banyak ketika menggunakan metode pitfall-trap. (Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu).