EFEKTIVITAS EKSTRAK BIJI BINTARO (Cerbera odollam G.) TERHADAP MORTALITAS KUTU DAUN (Aphis gossypii GLOVER ) PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) SKRIPSI Oleh Rial Mustiarif NPM. E1J012079 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2016

Main Author: Mustiarif, Rial
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/12840/1/SKRIPSI%20PDF.pdf
http://repository.unib.ac.id/12840/
Daftar Isi:
  • EFEKTIVITAS EKSTRAK BIJI BINTARO (Cerbera odollam G.) TERHADAP MORTALITAS KUTU DAUN (Aphis gossypii Glover) PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) ( Rial Mustiarif, dibawah bimbingan Ir. Djamilah, M.P dan Prof. Ir. Nanik Setyowati, M.Sc., Ph.D) Cabai besar (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas tanaman sayuran yang banyak dibudidayakan di Indonesia, baik sebagai komoditas konsumsi di dalam negeri maupun sebagai komoditas ekspor. Sebagai bahan konsumsi cabai besar memiliki nilai gizi yang tinggi, serta nilai ekonomi yang tinggi. Manfaatnya sebagai bumbu masak dan bahan baku berbagai produk makanan serta obat-obatan, membuat cabai merah memiliki prospek untuk dibudidayakan. Dalam budidaya tanaman cabai tidak terlepas dari gangguan OPT (organisme pengganggu tanaman), yaitu hama, penyakit, dan gulma. Salah satu hama penting yang menyerang tanaman cabai baik yang dibudidayakan secara organik maupun konvesional adalah kutu daun Aphis gossypii Glover (Homoptera : Aphididae). Kutu daun adalah salah satu hama penting pada tanaman sayuran terutama di dataran rendah. Selain sebagai hama, kutu daun ini juga berperan sebagai vektor penyakit virus keriting. Kerugian yang ditimbulkan sebagai hama mencapai 35% dan sebagai vektor virus keriting dapat mengakibatkan kerugian hingga 90%. Dalam pengendalian hama umumnya petani menggunakan pestisida kimia. Penggunaan pestisida secara meluas dan terus menerus dapat menekan kerugian akibat serangan hama. Namun demikian, penggunaan pestisida kimia ini menimbulkan masalah baru yang serius yaitu resistensi dan resurgensi hama, hilangnya musuh-musuh alami serangga hama, matinya serangga penyerbuk dan bahaya lain bagi ternak dan manusia. Untuk mengurangi dampak tersebut pengendalian hama tanaman dapat dilakukan dengan memanfaatkan tanaman yang berpotensi sebagai insektisida nabati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu aplikasi dan konsentrasi ekstrak kasar biji bintaro yang tepat untuk mengendalikan kutu daun A. gossypii Glover dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman cabai. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2015 sampai Januari 2016 di lahan penelitian Laboratorium Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah waktu aplikasi yang terdiri dari: Aplikasi ekstrak sebelum infestasi hama dilakukan dan Aplikasi ekstrak setelah infestasi hama dilakukan. Faktor kedua adalah konsentrasi ekstrak yang terdiri dari: 0, 10, 20, 30, 40, dan 50 ml/ liter air. Dengan demikian didapatkan 12 kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga didapatkan 36 satuan percobaan. Masing- masing satuan percobaan terdapat 1 4 tanaman sehingga berjumlah 36 tanaman. Variabel yang diamati meliputi mortalitas kutu daun A.gossypii Glover, perubahan tingkah laku dan morfologi kutu daun, tingkat kerusakan tanaman, jumlah daun, tingkat kehijauan daun, bobot berangkasan basah, dan bobot berangkasan kering. Data yang diperoleh dianalisis dengan Varian dengan menggunakan Anova 5%. Jika hasilnya berpengaruh nyata diuji lanjut dengan menggunakan uji lanjut (BNT) dan analisis probit dengan menggunakan program Minitab.16 untuk menentukan nilai LC50 dan LC90. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak yang diberikan sebelum hama diinfestasikan menyebabkan mortalitas kutu daun 59.52% sedangkan ekstrak yang diberikan setelah hama diinfestasikan mortalitasnya meningkat menjadi 77.62%. Ekstrak biji bintaro berpengaruh terhadap mortalitas kutu daun A. gossypii Glover. Konsentrasi ekstrak terendah 10 ml/ liter sudah mampu menyebabkan mortalitas kutu daun yang cukup tinggi yaitu 70% sedangkan konsentrasi 30 ml/ liter mortalitas kutu daun sudah mencapai 90.55%. Untuk dapat membunuh 50% (LC50) dan 90% (LC90) kutu daun diperlukan ekstrak biji bintaro pada konsentrasi 17.65 dan 43.59 ml/ liter pada ekstrak yang diberikan sebelum hama diinfestasikan dan diperlukan konsentrasi 5.65 ml/ liter dan 27.75 ml/ liter pada ekstrak yang diberikan setelah hama diinfestasikan. Populasi kutu daun 30 ekor/ tanaman yang diinfestasikan pada tanaman berumur 8 minggu dan disemprot dengan ekstrak biji bintaro pada konsentrasi 10 ml/ liter yang diamati 7 hari setelah infestasi sudah dapat menurunkan intensitas kerusakan tanaman serta meningkatkan tingkat kehijauan daun, namun tidak berpengaruh terhadap jumlah daun, bobot basah dan bobot kering berangkasan tanaman.