DAYA HASIL DAN KARAKTER AGRONOMI TIGA BELAS GALUR HARAPAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) DI LAHAN MASAM

Main Authors: Alvionita, Resika, Dotti, Suryati, Hartal, Hartal
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/12836/1/SKRIPSI%20RESIKA%20ALVIONITA%20%28E1J012042%29.pdf
http://repository.unib.ac.id/12836/
Daftar Isi:
  • Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan dari famili leguminoseae yang dibutuhkan dalam pelengkap gizi makanan. Permintaan kedelai di dalam negeri mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya permintaan akan bahan pangan dan industri. Permintaan komoditas ini tidak sepadan dengan produksi kedelai yang saat ini belum mampu memenuhi permintaan konsumen. Hal ini dikarenakan lahan kering di Indonesia didominasi oleh tanah masam Podsolik Merah Kuning (Ultisol). Tanah ini memiliki sifat buruk bagi tanaman akibat tingkat kemasaman dan kandungan Al yang tinggi. Kemasaman tanah dan kandungan Al yang tinggi dapat merusak perakaran tanaman sehingga kemampuan penyerapan air dan unsur hara terhambat, kandungan unsur hara makro dan mikro yang rendah seperti N, P, K, Ca, Mg, dan Mo menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat dan mati. Oleh karena itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut ialah dengan melakukan peningkatan mutu dan hasil kedelai yang dapat dicapai dengan merakit varietas unggul yang mempunyai daya adaptasi yang baik terhadap lahan masam. Tujuan penelitian adalah untuk membandingkan potensi hasil dan keragaman dari galur-galur harapan kedelai dengan varietas pembanding pada lahan masam. Penelitian ini dilaksanakan di Taman Hutan Raya (Tahura) Rajolelo pada bulan Agustus 2015 sampai Desember 2015. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan menggunakan satu faktor perlakuan yaitu genotipe kedelai sebanyak 15 genotipe, yang terdiri atas 13 galur harapan kedelai dan 2 varietas pembanding. Variabel yang diamati berupa karakter kualitatif dan karakter kuantitatif. Karakter kualitatif meliputi bentuk daun, warna daun, warna bunga, skor kerebahan, warna biji, warna hilum, dan kriteria ukuran biji. Sedangkan, karakter kuantitatif meliputi umur berbunga, bobot berangkasan kering, umur panen, tinggi tanaman, jumlah buku subur, jumlah cabang produktif, jumlah polong per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji, dan bobot biji per petak. Hasil pecobaan ini menunjukkan bahwa berdasarkan kemiripan, 13 galur harapan dan 2 varietas pembanding kedelai dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk daun dan warna hilum. Kelompok pertama (I) memiliki bentuk daun oval meruncing dan warna hilum coklat tua dimiliki oleh semua galur/varietas yang diuji kecuali G511H/Anj-1-3. Kelompok kedua (II) yaitu galur G511H/Anj-1-3 memiliki bentuk daun oval membulat dan warna hilum coklat muda. Dari 13 galur harapan yang diuji hanya galur 13 ED, 14 DD, 19 BE dan 25 EC memiliki jumlah cabang produktif yang sebanding dengan varietas pembanding (Tanggamus dan Demas). Varietas pembanding memiliki umur berbunga lambat, umur panen sangat dalam, tinggi tanaman tertinggi dan jumlah buku subur terbanyak dibanding 13 galur harapan yang diuji. Galur G2BB, 11 AB dan, G115/Kaba//Kaba///Kaba-8-6 memiliki bobot biji per petak lebih tinggi dibandingkan galur/varietas lainnya. Ketiga galur ini juga memiliki keunggulan bobot 100 biji yang lebih besar dibanding varietas Tanggamus dan Demas, sehingga memiliki daya hasil yang tinggi.(Program Studi Agroekoteknologi)