EFEK RESIDU PEMUPUKAN VERMIKOMPOS TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH DAN PERTUMBUHAN JAGUNG MANIS
Main Author: | Sari, Liza |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/12808/1/Skripsi%20Liza%20Sari%20%20NPM.pdf http://repository.unib.ac.id/12808/ |
Daftar Isi:
- Pertanian di Indonesia saat ini, sangat tergantung pada pemakaian pupuk sintetik dan pestisida sintetik. Penggunaan pupuk sintetik dan pestisida sintetik dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan tanah dan pencemaran lingkungan. Penggunaan pupuk organik merupakan alternatif untuk mengurangi dampak tersebut. Pupuk organik menyediakan unsur hara secara perlahan dan masih dapat tersedia pada waktu lebih lama. Penelitian ini merupakan penelitian musim kedua (penelitian lanjutan) untuk mengetahui pengaruh residu pemupukan vermikompos. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan beberapa sifat kimia tanah dan pertumbuhan tanaman jagung manis akibat efek residu pemupukan vermikompos pada 3 jenis lahan yang dikelola dengan sistem pertanian organik. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni-September 2015 di rumah kaca dan pada bulan Oktober 2015 sampai dengan Januari 2016 di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor: (1) dosis vermikompos, A0: Kontrol, A1: 10 ton/ha setara dengan 45,5 g/polibag, A2: 20 ton/ha setara dengan 90,9 g/polibag dan A3: 30 ton/ha setara dengan 136,4 g/polibag (2) lahan yang dikelola secara organik yang berbeda, B1: tanah pada lahan yang tidak pernah dibudidayakan secara organik, B2: Tanah pada lahan yang dibudidayakan selama 5 tahun secara organik dan B3: Tanah pada lahan yang dibudidayakan selama 10 tahun secara organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah yang dikelola secara organik 10 tahun, 5 tahun dan yang tidak dikelola secara organik masih memiliki perbedaan sifat kimia tanah. Tanah yang dikelola secara organik selama 10 tahun relatif memiliki sifat kimia tanah yang paling baik yang diindikasikan dari C-organik, pH dan K yang lebih baik, walaupun memiliki Al-dd yang tinggi dan Ca-dd yang lebih rendah. Residu pemupukan vermikompos dengan dosis 30 ton ha-1 memiliki pertumbuhan tanaman jagung manis terbaik dibandingkan dosis 20 ton ha-1,10 ton ha-1 dan tanpa dikelola secara organik dari indikator tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat basah tanaman dan berat kering tanaman. (Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu).