PENGGUNAAN FORMULASI DAN CARA APLIKASI TRICHODERMA UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT BUSUK RIMPANG JAHE (ZINGIBER OFFICINALE ROSC.)
Main Authors: | Arpan, Tanaka Linggawan A., Hendri, Bustaman, M., Taufik |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/12806/1/TANAKA%20%20LINGGAWAN%20A.ARPAN%20%28SKRIPSI%29.pdf http://repository.unib.ac.id/12806/ |
Daftar Isi:
- Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu komoditas tanaman obat yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia karena banyak manfaatnya. Jahemerupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri dan oleoresin yang sudah lamadimanfaatkan masyarakat untuk bahan rempah dan obat. Penyakit busuk akar rimpang merupakan salah satu penyakit penting pada jahe, penyakit ini sudah tersebar pada semuadaerah penanaman jahe di Indonesia. Tingkat serangan penyakit busuk akar rimpang padajahe di Magelang mencapai 67%. Penggunaan Trichoderma diaplikasikan dalam bentuk formulasi tertentu. Formulasi tidak hanya berpengaruh terhadap kemudahan penanganandan aplikasi, akan tetapi juga berpengaruh terhadap dampak lingkungan dan efektivitasnya. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April - Agustus 2016 di LahanPenelitian dan di Laboratorium Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) 2faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama formula Trichoderma terdiri dari: F1 = cairan, F2 =butiran, F3 = tepung, Faktor kedua yaitu cara pemberian yaitu: T1 = aplikasi pada benih, T2 = aplikasi pada lubang tanam, T3 = aplikasi pada benih dan lubang tanam . Setiap unitpercobaan terdiri dalam 3 tanaman, termasuk tanaman sebagai kontrol, total 30 unitpercobaan dengan 90 polibag tanaman percobaan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa belum terlihat pengaruh penggunaan formulasi, cara aplikasi, interaksi formulasi dan cara aplikasi Trichoderma dalam mengendalikan penyakit busuk rimpang jahe. Cara aplikasi pada lubang tanam merupakan perlakuan terbaik dalam meningkatkan bobot segar rimpang jahe. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan perbaikan penggunaan patogen virulen yang diuji sesuai dengan lahan percobaan penelitian. Penggunaan bibit klon jahe rentan penyakit.