PENGARUH PUPUK ORGANIK LIMBAH KELAPA SAWIT DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT(Elaeis guineensis Jacq.) PADA PEMBIBITAN UTAMA

Main Author: Hidayat, Kgs. Agus Taufik
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/12797/1/SKRIPSI%20KGS.%20AGUS%20TAUFIK%20HIDAYAT%20%28E1J012027%29.pdf
http://repository.unib.ac.id/12797/
Daftar Isi:
  • PENGARUH PUPUK ORGANIK LIMBAH KELAPA SAWIT DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PADA PEMBIBITAN UTAMA. (Kgs. Agus Taufik Hidayat, di bawah bimbingan Ir. Busri Saleh, S.U. dan Ir. Hermansyah, M.P. 2016.) Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) termasuk dalam tanaman familia Arecaceae yang dahulunya disebut Palmae. Pada pengembangan kelapa sawit, bibit merupakan produk dari suatu proses pengadaan tanaman yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian produksi dan kesinambungan usaha perkebunan. Guna menunjang pertumbuhan bibit kelapa sawit yang berkualitas, sangat diperlukan pemupukan. Upaya yang dapat dilakukan antara lain melalui perbaikan ketepatan pemilihan dan aplikasi pupuk, serta penggunaan bahan organik sebagai sumber hara. Salah satu bahan organik yang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk adalah limbah padat sawit (LPS). LPS merupakan limbah padat dari hasil pengolahan minyak sawit kasar. Sejauh ini LPS masih belum dimanfaatkan oleh pabrik, tetapi hanya dibuang begitu saja sehingga dapat mencemari lingkungan. PT. Bio Nusantara Teknologi mengubah limbah padat sawit menjadi Pupuk Organik Padat (POP) kandungan unsur haranya, setiap 100 gram POP mengandung N 1,26 %, P2O5 4,60 %, K2O 2,20 %, CaO 3,64 %, MgO 1,67 %, dan C-Organik 20,10 %. Selama ini, pembibitan kelapa sawit pada pembibitan utama hanya menggunakan pupuk anorganik. Penelitian tentang POP pada pembibitan kelapa sawit belum banyak dilakukan, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang kombinasi POP dan pupuk anorganik pada pembibitan utama kelapa sawit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kombinasi pupuk organik padat dan anorganik terbaik untuk pertumbuhan bibit kelapa sawit pada pembibitan utama. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2016 sampai April 2016 di kebun pembibitan PT. Bio Nusantara Teknologi, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan 4 ulangan. Variabel yang diamati adalah pertambahan tinggi tanaman, pertambahan diameter batang, pertambahan kehijauan daun, pertambahan jumlah daun dan waktu pecah daun. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan kombinasi pupuk berbeda nyata terhadap variabel pertambahan kehijauan daun, pertambahan tinggi bibit 12 minggu setelah tanam (MST), pertambahan diameter batang 12 MST dan waktu pecah daun, serta tidak berbeda nyata pada variabel jumlah daun. Pemberian POP dengan dosis 100 % organik (500 g/polybag) + 0 % anorganik (0 g/polybag) memberikan hasil yang terbaik pada semua variabel pertumbuhan bibit yang diamati kecuali pertambahan jumlah daun. Perlu penelitian lanjutan pada pembibitan utama kelapa sawit dengan mencari dosis yang optimum serta penambahan waktu pengamatan lebih dari 12 MST. (Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu)