UJI LIMA BELAS GENOTIPE TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) TERHADAP HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.)
Main Author: | Natalia, Jeli Deya |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/12792/1/Skripsi%20Jeli%20Deya%20Natalia.pdf http://repository.unib.ac.id/12792/ |
Daftar Isi:
- UJI KETAHANAN LIMA BELAS GENOTIPE TANAMAN KEDELAI (GLYCINE max (L.) Merrill) TERHADAP HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.). (Jeli Deya Natalia, di bawah bimbingan Nadrawati dan Dotti Suryati, 2016. 31 halaman) Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang sangat berpotensi sebagai sumber protein bagi masyarakat Indonesia. Produksi kedelai dalam negeri hanya mampu mencukupi 35-40% sehingga kekurangannya 60-65% dipenuhi dari impor. Ulat grayak (Spodoptera litura F.) merupakan salah satu hama penting yang menyerang tanaman kedelai. Penggunaan varietas tahan merupakan cara yang aman bagi lingkungan dan lebih ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan tingkat ketahanan 15 genotip kedelai terhadap ulat grayak (S. litura) Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kawat Depan Sekretariat Organisasi Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu, Kelurahan Kandang Limun, Kecamatan Muara Bangkahulu, Provinsi Bengkulu, pada bulan November 2015 sampai Febuari 2016 dengan ketinggian tempat 18 m dpl. Rancangan yang digunakan adalah Raancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan 15 genotipe kedelai. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi jumlah kelompok telur, kepadatan ulat grayak, persentase kerusakan daun, persentase kerusakan polong, tinggi tanaman, dan jumlah polong, berat biji per tanaman. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perbedaan genotipe memberikan hasil berbeda sangat nyata pada variabel kepadatan ulat grayak, persentase kerusakan daun, persentase kerusakan polong, berat biji pertanaman, tinggi tanaman, dan jumlah polong, sedangkan pada variabel jumlah kelompok telur genotipe memberikan hasil tidak nyata. Genotipe Tanggamus memiliki ketahanan paling tinggi terhadap kerusakan daun dengan intensitas 20,78% dengan kriteria ketahanan Tahan, diikuti oleh genotipe G511H/Anj//Anj-2-10, G511H//Kaba///Kaba-8-6, G1DB, G511H/Anj-1-3, dan Demas 1 dengan kriteria ketahanan Agak Tahan. Dengan karakteristik demikian, genotipe tanggamus berpeluang untuk dikembangkan menjadi genotipe unggul kedelai tahan ulat grayak.