TANGGAP PERTUMBUHAN DAN HASILTANAMAN KACANG BOGOR (Vigna subterranea L) AKIBAT CAMPURAN TANAH GAMBUT DAN MINERAL SERTA BEBERAPA DOSIS KAPUR DOLOMIT
Main Author: | Pamungkas, Inggi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/12790/1/Skripsi%20Inggi%20Pamungkas.pdf http://repository.unib.ac.id/12790/ |
Daftar Isi:
- TANGGAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG BOGOR (Vigna subterranea L) AKIBAT CAMPURAN TANAH GAMBUT DAN MINERAL SERTA BEBERAPA DOSIS KAPUR DOLOMIT (Inggi Pamungkas, dibawah bimbingan Edhi Turmudi dan Kanang S. Hindarto, 2016. 28 Halaman) Kacang Bambara atau kacang Bogor merupakan salah satu tanaman pangan alternatif yang bergizi tinggi, karna 100-1 gram kacang Bogor mengandung 370 kalori energi, 16 gram protein, 6 gram lemak, 85 mg Kalium, 264 mg fosfor, 42 mg zat besi, dan 0,8 mg vitamin B1. Permintaan kacang-kacanga diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, karna Bank Dunia memperkirakan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2025 mencapai 275 juta jiwa dengan permintaan pangan, khususnya beras mencapai 65,214 ton gabah kering giling. Untuk memenuhi kebutuhan pangan baik secara langsung maupun industri pangan perlu adanya program penganekaragaman pangan dan meningkatkan produksi tanaman pangan alternative seperti kacang bogor. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi kacang Bogor adalah dengan pemanfaatan tanah gambut sebagai media tanam dengan teknologi pencampuran tanah gambut dengan tanah mineral. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian adalah memperoleh campuran tanah gambut dengan tanah mineral dan dosis kapur dolomit yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman kacang Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei s.d September 2015 bertempat di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Kelurahan Kandang Limun, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu. Rancangan yang diujikan adalah campuran tanah gambut dan tanah mineral yang terdiri dari 4 (empat) taraf, yaitu: G0 = 100% tanah gambut + 0% tanah mineral, G1 = 75% tanah gambut + 25% tanah mineral, G2 = 50% tanah gambut + 50% tanah mineral, G3 = 25% tanah gambut + 75% tanah mineral sebagai faktor utama, sedangkan faktor kedua adalah dosis kapur dolomit yang terdiri atas 3 (tiga) taraf, yaitu: D0 = tanpa kapur dolomit, D1 = 3.000 kg ha-1, D2 = 4.000 kg ha-1. Perlakuan disusun secara factorial dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dari dua faktor tersebut terdapat 12 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan dan diperoleh 36 unit percobaan dengan 2 tanaman per unit. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan Analisis Varian (ANAVA) dengan uji F pada taraf 5% dengan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat respon pertumbuhan dan hasil kacang bogor pada variabel berat kering berangkasan terhadap campuran tanah gambut dengan 9 tanah mineral dipengaruhi oleh pemberian dosis dolomit. Perlakuan campuran tanah gambut 100% secara tunggal mampu menghasilkan jumlah tangkai daun terbanyak, yaitu 127 tangkai, berat basah berangkasan terberat 236,13 gram dan berat kering berangkasan terberat 70,46 gram. Tanaman kacang bogor menunjukkan respon yang sama terhadap variasi dosis kapur dolomit. Dengan demikian pencampuran tanah dan pemberian dosis dolomit tidak mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil kacang bogor. (Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu)