PENGARUH PEMBERIAN AMELIORAN PADA PERTUMBUHAN JAGUNG MANIS DI TANAH GAMBUT SAPRIK TERDRAINASE

Main Authors: Saputra, Pomi, Sukisno, Sukisno, M., Faiz Barciah
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/12730/1/POMI%20SAPUTRA%20%28SKRIPSI%29.pdf
http://repository.unib.ac.id/12730/
Daftar Isi:
  • Jagung merupakan salah satu komoditi yang sering dikonsumsi oleh masyarak Indonesia. Kebutuhan tanaman jagung manis setiap tahun semakin meningkat. namun justru produksi jagung mengalami penurunan, sedangkan impor terus meningkat. Hal ini menandakan bahwa produksi jagung manis nasional masih belum dapat mencukupi permintaan pasar, oleh karena itu produksi jagung manis perlu ditingkatkan. Peningkatan produksi jagung manis bisa melalui peningkatan produktivitas lahan dan tanaman serta perluasan areal tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan takaran terbaik pemberian tanah mineral serta pemberian abu janjang pada lahan gambut dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan jagung manis. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2016 di Screen House Universitas Bengkulu Kelurahan Kandang Limun, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 9 perlakuan yang diulang 3 kali. Perlakuan dalam penelitian ini adalah dosis abu janjang kelapa sawit dan dosis tanah mineral (Ultisol) yaitu 0,25 ton/ha tanah mineral, 0,50 ton/ha tanah mineral, 0,75 ton/ha tanah mineral, 1,0 ton/ha tanah mineral, 0,25 ton/ha abu janjang kelapa sawit, 0,50 ton/ha abu janjang kelapa sawit, 0,75 ton/ha abu janjang kelapa sawit, dan 1,0 ton/ha abu janjang kelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tanah mineral dengan dosis 0,50 ton/ha memberikan tanaman tertinggi yaitu 245,5 cm, Pemberian abu janjang kelapa sawit dengan dosis 0,75 ton/ha memberikan jumlah daun terbanyak (9,6 helai), bobot segar tanaman bagian atas tertinggi (459,3 g), dan bobot segar tanaman bagian atas tertinggi (166,1 g). Pemberian tanah mineral dengan dosis 0,25 ton/ha memberikan bobot tongkol tanpa kelobot tertinggi yaitu 332,1 g.