ANALISIS BASIS EKONOMI SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN BENGKULU SELATAN PROVINSI BENGKULU

Main Authors: Pranata Negara, Tandika, Romdhon, Mustopa
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/12590/1/SKRIPSI%20OKE.pdf
http://repository.unib.ac.id/12590/
Daftar Isi:
  • Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Adapun kebijakan pembangunan ekonomi daerah yang ditetapkan oleh suatu daerah harus disesuaikan dengan kondisi masalah, kebutuhan, dan potensi (basis/keunggulan) daerah yang bersangkutan (Subandi, 2014). Ada dua sektor yang berkontribusi dalam pembangunan, yaitu sektor perekonomian dan sektor non perekonomian. Pada sektor perekonomian terbagi lagi menjadi sembilan sektor, yakni : 1. Pertanian, 2. Pertambangan dan Penggalian, 3. Industri Pengolahan, 4. Listrik, Gas dan, Air bersih, 5. Kontruksi, 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran, 7. Angkutan dan Komunikasi, 8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan, 9. Jasa-Jasa. Menurut BPS Kabupaten Bengkulu Selatan (2014), sektor pertanian masih memberikan kontribusi tertinggi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bengkulu Selatan dengan kontribusi mencapai 32,19% jauh lebih tinggi bila dibandingkan sektor perekonomian lainnya. Besarnya sumbangan sektor pertanian terhadap PDRB di Kabupaten Bengkulu Selatan, dihasilkan dari lima subsektor pertanian yang mempunyai sumbangan yang berbeda-beda. Pemerintah daerah Kabupaten Bengkulu Selatan perlu mengetahui bagaimana potensi dari masing-masing subsektor pertanian, apakah masing-masing dari subsektor pertanian tergolong subsektor basis atau non basis. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Menganilisis pertumbuhan subsektor pertanian di Kabupaten Bengkulu Selatan. 2) Menganilisis subsektor pertanian yang menjadi subsektor basis di Kabupaten Bengkulu Selatan. Penentuan lokasi ditentukan secara purposive (sengaja). Data yang digunakan adalah data PDRB Kabupaten Bengkulu Selatan dan PDRB Provinsi Bengkulu atas dasar harga konstan 2000 dari tahun 2003-2014. Metode yang digunakan yaitu : Analisis Laju Pertumbuhan Ekonomi untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi, sedangkan untuk mengetahui subsektor basis diperoleh dari hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Wilayah (MRP), Analisis Location Quotient (LQ), dan Analisis Overlay. Hasil analisis laju pertumbuhan ekonomi menunjukan bahwa, subsektor petarnian yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi paling tinggi adalah subsektor peternakan dengan pertumbuhan mencapai 8,01%. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Wilayah (MRP), Analisis Location Quotient (LQ), Analisis Overlay, menunjukan bahwa terdapat dua subsektor yang dikategorikan sebagai subsektor basis. Subsektor tersebut adalah subsektor peternakan dan subsektor perikanan. Kata Kunci : PDRB, Laju Pertumbuhan Ekonomi, MRP, LQ, Overlay, Subsektor Basis. (Program Studi Agribisnis Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu )