STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN DI KABUPATEN KAUR

Main Authors: Sulono, Dino, Ekaputri, Retno Agustina, Almahmudi, Aris
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/12503/1/Tesis%20Dino%20Sulono.pdf
http://repository.unib.ac.id/12503/
Daftar Isi:
  • Pembangunan kawasan agropolitan adalah konsep pengembangan ruang wilayah yang memadukan pembangunan perdesaan dan perkotaan yang saling menguntungkan, berbasis pada potensi pertanian agribisnis secara optimal dengan tetap memelihara kelestarian fungsi-fungsi lingkungan hidup. Kabupaten Kaur merupakan daerah agraris dan sektor pertanian masih merupakan sektor dominan karena sumber daya alam yang cukup tersedia sehingga dapat dijadikan dasar untuk meningkatkan daya saing. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kaur Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kaur 2012-2032, penetapan kawasan strategis kabupaten yaitu Kaur Selatan dan Maje sebagai kawasan agropolitan. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan alternatif strategi dan prioritas strategi yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kaur dalam pengembangan agropolitan.. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu sebagai dasar perumusan strategi menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Kaur terletak pada Kuadran IV (negatif, negatif) yaitu mendukung Strategi Definsif. Posisi ini menandakan keadan yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya disarankan untuk menggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri. Strategi SWOT pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Kaur dengan meminimalisir kelemahan yang ada serta menghindari ancaman-ancaman yang masuk (strategi WT), yaitu (1) Peningkatan jumlah dan fungsi terminal agribisnis untuk meningkatkan pemasaran. (2) Peningkatan kualitas produk agrobisnis melalui standarisasi produk serta meningkatkan pemanfaatan sumber daya lokal bagi pengolah. (3) Peningkatan kemitraan usaha dan pengembangan lembaga perekonomian rakyat untuk mengatasi masalah permodalan. Pemerintah Kabupaten Kaur perlu meningkatkan kondisi kawasan agropolitan dengan menghilangkan aspek kelemahan dan ancaman terhadap kondisi pengembangan kawasan agropolitan meliputi: SDM, permodalan, produksi, pengolahan, pemasaran, daya saing, sarana dan prasarana.