ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI WORTEL (Daucus carota L) DI DESA BENGKO KECAMATAN SINDANG DATARAN KABUPATEN REJANG LEBONG
Main Authors: | Atmajaya, Eko, Andani, Apri, Badrudin, Redy |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/12371/1/Eko%20Atmajaya%20%28E1D012106%29%20SRIKPSI.pdf http://repository.unib.ac.id/12371/ |
Daftar Isi:
- Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan penting dari keseluruhan jenis perekonomian nasional. Ini terjadi karena Indonesia mempunyai struktur sistem perekonomian agraris dan memiliki luas lahan yang luas. Berdasarkan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2014, pada tahun 2012 luas lahan sektor pertanian di Indonesia adalah 47.720.086 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki potensi besar dalam pemenuhan kebutuhan perekonomian nasional. Petani di Desa Bengko menggarap lahan penanaman wortel untuk menambah pendapatan mereka. Namun sejauh ini penanaman wortel di Desa Bengko hanya dilakukan pada periode waktu tertentu yaitu pada musim hujan saja. Sehingga belum bisa diketahui dengan pasti apakah pendapatan yang di terima petani wortel telah dapat memenuhi kebutuhan keluarga petani. Pendapatan petani atau keuntungan usahatani dapat diketahui melalui kegiatan analisis pendapatan, sehingga analisis pendapatan merupakan hal yang penting dalam setiap melaksanakan kegiatan suatu usahatani yang berguna untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan suatu usahatani dan sebagai tolak ukur dalam perencanaan kegiatan usaha selanjutnya. Hal lain yang penting dalam usaha meningkatkan pendapatan bagi petani adalah pemasaran. Dimana pemasaran mempunyai peranan yang luas sehingga hasil produksi usahatani wortel petani dapat sampai ke konsumen. Pada suatu pemasaran terdapat saluran-saluran pemasaran yang melibatkan beberapa lembaga pemasaran di dalamnya. Pada hasil usahatani wortel di Desa Bengko masih belum diketahui berapa bagian (market share) yang diterima oleh para pelaku pemasaran. Dengan dilakukannya analisis pemasaran maka akan diketahui berapa bagian yang diterima dan margin pemasaran dari setiap lembaga pemasaran. Sehingga nantinya akan diketahui bagian yang diterima petani yang menjadi landasan apakah pemasaran hasil usahatani wortel di Desa Bengko efisien atau tidak. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2016 sampai dengan tanggal 12 April 2016 di Desa Bengko, Kecamatan Sindang Dataran, Kabupaten Rejang Lebong. Kabupaten Rejang Lebong. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan serta efisiensi usahatani petani dan menganalisis saluran pemasaran, margin, keuntungan. Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang didapat dari responden dengan cara melakukan wawancara dan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari kantor-kantor atau instansi yang erat kaitannya dengan penelitian ini. Penentuan responden petani dilakukan dengan metode sensus sebanyak 41 petani, sedangkan untuk mengetahui saluran pemasaran digunakan metode snowball sampling dengan pedagang pengumpul desa sebanyak 4 orang, pedagang pengumpul kecamatan 7 orang, dan pedagang pengecer sebanyak 4 orang. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata penerimaan petani wortel di Desa Bengko adalah Rp 7.217.073,07,-/UT/MT atau Rp 20.485.365,85,-/Ha/MT. Rata-rata pendapatan petani adalah Rp 3.732.122,33,-/UT/MT atau Rp 9.352.342,90,-/Ha/MT atau sekitar 51,71 % dari total penerimaan. Berdasarkan perhitungan R/C ratio diperoleh nilai rata-rata adalah 2,07 untuk efisiensi per hektar, menunjukkan bahwa usahatani wortel yang dilakukan oleh petani di Desa Bengko sudah efisien. Saluran pemasaran utama di daerah penelitian melewati pedagang pengumpul desa, kemudian melewati pedagang pengumpul kecamatan, melewati pedagang pengece, lalu sampai pada konsumen. Besarnya margin yang diperoleh pada pedagang pengumpul desa adalah Rp 875,-/Kg Sedangkan pada pedagang pengumpul kecamatan Rp 1.815,-/Kg, pedagang pengecer rata-rata margin pemasaran adalah Rp 1.650,-/Kg. Besarnya keuntungan yang diperoleh pedagang pengumpul desa adalah Rp 544,51,-/Kg, pedagang pengumpul kecamatan Rp 1.489,48,-/Kg, pedagang pengecer Rp 1.410,80,-/Kg. Penyebaran market share pada pedagang pengumpul desa adalah 20,16 %, pedagang pengumpul kecamatan 41,82 %, pedagang pengecer 38,01 %. Dari perhitungan didapat tingkat efisiensi pada saluran pemasaran wortel Desa Bengko adalah 3,84. Artinya dilihat dari rasio keuntungan dan biaya saluran pemasaran wortel Desa Bengko sudah efisien.