ANALISIS WILLINGNESS TO PAY BERAS DI KOTA BENGKULU
Main Authors: | Simanungkalit, Tiyana Elisabeth, Putri, Suci Asriani, Satria, Putra Utama |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/12284/1/TIYANA%20ELISABETH%20SIMANUNGKALIT%20%28SKRIPSI%29.pdf http://repository.unib.ac.id/12284/ |
Daftar Isi:
- Salah satu hasil pertanian yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah beras, karena beras merupakan bahan pangan pokok sumber karbohidrat bagi masyarakat Indonesia yang sampai sekarang belum bisa digantikan oleh komoditi yang lain. Data BPS 2015 mencatat konsumsi beras masyarakat Indonesia mencapai 114 kg/tahun atau 312gr/ hari (Republika, 2015). Sifat permintaan barang kebutuhan pokok termasuk ke dalam sifat perubahan permintaan barang esensial. Barang esensial adalah barang yang sangat penting artinya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Biasanya barang itu terdiri dari kebutuhan pokok masyarakat, seperti beras (Sukirno, 2005). Variasi harga beras berkaitan dengan atribut beras dan jenis beras. Atribut-atribut beras yang menjadi keputusan pembelian beras oleh konsumen dilihat dari fisik beras, mutu beras, dan jenis beras. Seperti yang terjadi di Provinsi Bengkulu, setiap jenis beras memiliki harga yang berbeda-beda. Dalam mengkonsumsi beras dengan berbagai macam karakteristik konsumen terdapat banyak pola konsumsi beras. Ada kalangan masyarakat yang mengkonsumsi beras sebagai bahan pokok utama, ada juga kalangan masyarakat yang juga mengkonsumsi beras sebagai bahan pokok, namun sudah memiliki barang pengganti yang lain seperti makanan-makanan instan, roti, mie dan lain sebagainya. Pada kelas masyarakat tertentu dengan gaya hidup yang semakin menengah ke atas harga beras sudah sangat premium, karena sudah tidak hanya mengkonsumsi nasi saja juga makananmakanan instan yang lain, karena alasan inilah saat harga beras naik masyarakat pada kelas ini akan tetap membeli beras sesuai dengan kebutuhannya. Sebaliknya disisi lain pada masyarakat kelas menengah ke bawah yang mengkonsumsi beras sebagai bahan pokok utama akan memperhitungkan konsumsi berasnya bila terjadi kenaikan. Demikian juga dengan kenaikan barang pelengkap, seperti kenaikan harga daging ayam maka permintaan terhadap beras akan menurun karena uangnya semakin sedikit, sehingga dari gambaran ini kita perlu mengetahui berapa keinginan dan kesediaan konsumen dalam membayar harga beras. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober sampai dengan 25 November 2016 di Kota Bengkulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi harga beras pada setiap jenisnya di Kota Bengkulu, menentukan nilai kesediaan konsumen membayar harga beras (WTP), menguji beda harga beras dengan nilai WTP, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kesediaan konsumen dalam membayar harga beras. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai literatur, pustaka-pustaka yang mendukung penelitian ini dan data penelitian yang telah dipublikasikan. Penentuan dan pengambilan responden dilakukan dengan teknik accidental sampling sebanyak 96 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identifikasi variasi harga beras berdasarkan jenis beras dilihat dari merek beras, varietas beras dan spesifik lokal beras. Berdasarkan merek beras rata-rata harga beras yang paling tinggi adalah merek beras merek Longan dengan rata-rata harga Rp. 17.000/kg dan rata-rata harga beras yang paling rendah atau murah adalah beras merek kembang kol dengan rata-rata harga Rp. 9600/kg. Berdasarkan varietas beras rata-rata harga beras yang paling tinggi adalah varietas beras IR 64 dengan harga Rp. 13000/kg dan rata-rata harga beras yang paling rendah adalah beras varietas IR 42 dengan rata-rata harga Rp. 11.250/kg. Berdasarkan spesifik lokal beras rata-rata harga beras yang paling tinggi adalah spesifik lokal beras Seginim dengan harga Rp. 13000/kg dan rata-rata harga beras yang paling rendah atau murah adalah beras spesifik lokal dusun dengan rata-rata harga Rp. 11.370/kg. Kesediaan konsumen dalam membayar harga beras di Kota Bengkulu lebih rendah dari harga pasar yang berlaku. Rata-rata nilai WTP konsumen yang diperoleh untuk jenis beras berdasarkan merek adalah sebesar Rp. 11.000/kg, varietas sebesar Rp. 10.216,67/kg dan spesifik lokal sebesar Rp. 10.235,29/kg. Harga beras dengan nilai WTP tidak terdapat perbedaan yang nyata antara harga beras dengan nilai WTP konsumen berdasarkan merek, varietas dan spesifik lokal di Kota Bengkulu. Faktor-faktor yang berhubungan dengan WTP konsumen beras adalah harga terjangkau, mudah didapat, kebiasaan dan manfaat kesehatan.