ANALISIS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB) KOTA BENGKULU TAHUN 2013 (STUDI PADA SEKOLAH DASAR LUAR BIASA AMAL MULIA KOTA BENGKULU)

Main Authors: Hidayat, Ade Rachmat, Aminudin, Achmad, Suharto, Sugeng
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/12119/1/Skripsi%20PdFkuu.pdf
http://repository.unib.ac.id/12119/
Daftar Isi:
  • Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui untuk mengetahui penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Kota Bengkulu tahun 2013, terutama pada Sekolah Dasar Luar Biasa Amal Mulia Kota Bengkulu. Masalah yang ditemukan dalam penelitian ini adalah kurangnya dana BOS di SDLB pada penggunaan 6 komponen pembiayaan BOS. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan 6 komponen pembiayaan tersebut. Setiap komponen tersebut hampir seluruh masalah yang dihadapi sama, yaitu kekurangan dana, sehingga dapat menghambat proses kegiatan sekolah dan proses pembelajaran sekolah. Sedangkan aspek-aspek dalam penelitian ini adalah pengembangan kompetensi sekolah, pengembangan standar proses, pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan, pengembangan standar pengelolaan, pengembangan standar pembiayaan dan penggunaan dana lainnya. Dimana yang menjadi Informan adalah 1 orang Kepala Sekolah, 1 Wakil Kepala Pendidikan Dasar, 1 orang bendahara BOS, 1 orang Ketua Yayasan, 1 orang Ketua Komite dan 4 orang siswa. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik yaitu: wawancara mendalam, dokumentasi, dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa dalam penggunaan dana BOS pada Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Amal Mulia Kota Bengkulu terdapat beberapa permasalahan yang terjadi pada komponen pembiayaan penggunaan dana BOS. Pertama, terdapat beberapa masalah kekurangan dana seperti pada komponen pengembangan standar kompetensi. Pengembangan standar kompetensi meliputi pembuatan soal, biaya ujian dan penggandaan soal. Kendalanya adalah kekurangan dana pada item biaya ujian, dimana pada saat ujian, siswa-siswi tunanetra (buta) diharuskan menggunakan kertas braille. Kedua, pengembangan standar proses. Pengembangan standar proses didalamnya meliputi ektrakulikuler, transport kegiatan siswa dan bahan praktik anak (keterampilan). Kendala yang dihadapi adalah kekurangan dana untuk sewa lapangan bulutangkis, pihak sekolah hanya mengganggarkan untuk honor dua orang pelatih. Dan yang terakhir adalah pada penggunaan dana lainnya, dimana didalamnya meliputi tambahan transport guru honorer. Pada Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Amal Mulia mayoritas guru merupakan guru honorer atau guru tetap yayasan. Gaji dari yayasan yang sangat kurang tidak mencukupi untuk kesejahteraan guru honorer. Oleh sebab itu kepala sekolah berinisiatif memakai dana BOS sebagai tambahan transport bagi guru honorer. Itupun, dana yang diambil dari BOS masih kurang. Hal inilah yang menjadi masalah pada penggunaan dana. Bahkan bendahara SDLB harus meminjam dana dari pihak yayasan guna menutupi kekurangan.