PENGARUH STORE ATMOSPHERE, HARGA DAN LOKASI TERHADAP IMPULSE BUYING KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE BENGKULU

Main Authors: Herfi, Rian, Anwar, Syaiful
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/11956/1/Skripsi.pdf
http://repository.unib.ac.id/11956/
Daftar Isi:
  • Bisnis ritel pada pasar modern di Indonesia mengalami pertumbuhan dan persaingan yang pesat. Periode enam tahun terakhir, dari tahun 2007–2012, jumlah gerai ritel modern di Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata 17,57% per tahun. Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 237 juta jiwa dengan total konsumsi sekitar Rp 3.600-an triliun merupakan pasar potensial bagi bisnis ritel modern. Ini didukung oleh perilaku berbelanja penduduk Indonesia yang sudah mulai bergeser, dari berbelanja di pasar tradisional menuju ritel modern. Pergeseran pola belanja tersebut disebabkan karena konsumen saat ini semakin menginginkan kenyamanan dalam berbelanja, kepastian harga, pelayanan yang memuaskan, tersedianya kelengkapan produk yang berkualitas, lokasi yang strategis serta promosi yang menarik minat beli. Salah satu ritel yang berkembang di Indonesia saat ini adalah Matahari Dept Store. Matahari membuka gerai pertamanya sebagai gerai pakaian anak-anak pada 24 Oktober 1958, di kawasan Pasar Baru, Jakarta. Sejak diluncurkan sebagai pusat belanja modern yang pertama di Indonesia pada tahun 1972, Matahari telah memperluas jaringanya ke seluruh ke pulauan Indonesia. Kini hadir di 61 kota, Matahari di dukung lebih dari 40.000 karyawanya di 125 gerai dengan total 1.200 pemasok di Indonesia. Matahari bergerak dalam bisnis Department store, Matahari menciptakan lingkungan belanja yang nyaman dan mengarah pada pendekatan pola perilaku positif. Matahari sendiri menyediakan kebutuhan fashion pelannggan secara lengkap, dengan tenpat yang luas, bersih dan nyaman, sehingga Matahari menjadi salah satu alternatif pilihan masyarakat Semarang dalam berbelanja. Perkembangan Matahari Dept Store tidak bisa dihindarkan lagi di kotakota Indonesia, salah satunya adalah di kota Bengkulu. Masuknya Matahari ke Bengkulu tidak berjalan dengan mulus, karena sebelum masuknya Matahari dikota Bengkulu para konsumen membeli kebutuhan fashionnya ditempat tempat Outlet Pakaian, Distro, Pasar Tradisional Modern (PTM) dan Roberta Megamall. Hal ini menandakan bahwa Matahari Dept Store Bengkulu memiliki banyakpesaing. Banyaknya pesaing membuat Matahari harus mebuat strategi bersaing, mengingat Matahari dikategorikan perusahaan ritel besar, karena memiliki cabang hampir diseluruh Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh store atmosphere, harga dan lokasi terhadap impulse buying konsumen matahari Bengkulu. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah metode non-probabilitysampling dalam bentuk purposive sampling. Jumlah responden sebanyak 100 orang yang merupakan konsumen dari berbagai macam distro di kota Bengkulu. Sedangkan metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi linear berganda. Tujuan utama dari analisis ini adalah untuk melihat adakah pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun simultan. Hal yang akan dianalisis adalah dua puluh lima indikator seperti pernyataan yang terdapat dalam kuisioner. Adapun skala pengukuran yang digunakan dalam penskoran kuisioner adalah skala likert. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel store atmosphere terhadap impulse buyingdan terdapat pengaruh signifikan antara harga terhadap impulse buying, sedangkan lokasi tidak memiliki pengaruh terhadap impulse buying. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara store atmosphere dan harga terhadap impulse buying secara parsial. Secara simultan ketiga variabel independen memiliki pengaruh signifikan. Kondisi tersebut berarti bahwa secara signifikan variabel independen (dalam hal ini store atmosphere, harga dan lokasi) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel depeden (impulse buying). Hasil ini tentu saja sesuai dengan kondisi yang diisyaratkan dalam analisis regresi linear berganda, yaitu variabel independen mempengaruhi variabel dependen dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian (H1, H2 dan H4) diterima sedangkan (H3) ditolak, dengan nilai koefisien sebesar 0,300 menandakan bahwa variabel store atmosphere, harga dan lokasi mempengaruhi variabel impulse buying sebesar 30%, sedangkan 70% keputusan pembelian dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata kunci: store atmosphere, harga dan lokasi, Matahari dan regresi linear berganda