SOSIOLINGUISTIK SEBAGAI LANDASAN DASAR PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR

Main Author: Sari, Panca Junita
Format: BookSection PeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: Unit Penerbitan FKIP Universitas Bengkulu , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/11126/1/21-Panca%20Junita%20Sari.pdf
http://repository.unib.ac.id/11126/
Daftar Isi:
  • Kata sosiolinguistik merupakan gabungan dari kata sosiologi dan linguistik. Sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia dalam masyarakat dan mengenai lembaga-lembaga serta proses sosial yang ada di dalam masyarakat (Chaer dan Agustina, 1995:3). Linguistik dalam ilmu bahasa atau bidang yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan demikian, sosiolinguistik merupakan bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam masyarakat.Anak usia Sekolah Dasar sebagian besar mengalami kendala dalam berkomunikasi secara interaktif dan transaktif dalam hal mengeluarkan pendapat. Judul makalalah ini adalah “Sosiolinguistik sebagai landasan dasar pendidikan di Sekolah Dasar “. Penulis mencoba menganalisis tema pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas II Sekolah Dasar yang membuktikan sosiolinguistik sebagai landasan praktis pendidikan. Penulis menemukan kompetensi dasar yang ada di setiap tema kelas II Sekolah Dasar yang membuktikan bahwa sosiolinguistik merupakan landasan praktis pendidikan. Kompetensi dasar tersebut yaitu “Menulis teks narasi sederhana kegiatan dan bermain di lingkungan dengan bantuan guru atau teman dalam Bahasa Indonesia lisan dan tulisan yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman. Penulis mencoba mengaitkan kompetensi dasar tersebut berdasarkan masalah yang dibicarakan dalam sosiolinguistik oleh Nababan (1991:4) yaitu kedwibahasaan dan kegandaan.Menurut Diebold (dalam Chaer dan Agustina,2010:86) menyebutkan bilingualism pada tingkat awal (incipient bilingualism), yaitu bilingualism yang dilami oleh orang-orang, terutama anak-anak yang sedang mempelajari bahasa kedua pada tahap permulaan. Pada tahap ini bilingualism masih sangat sederhana dan dalam tingkat rendah. Namun, tidak dapat diabaikan karena pada tahap inilah terletak bilingualism selanjutnya.Dalam kompetensi dasar “Menulis teks narasi sederhana kegiatan dan bermain di lingkungan dengan bantuan guru atau teman dalam Bahasa Indonesia lisan dan tulisan yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman guru dalam penyampaian materi diperbolehkan menggunakan atau mengiisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman dalam menulis teks narasi sederhana. Karena anak usia kelas II Sekolah Dasar masih menggunakan bahasa daerah yang merupakan bahasa ibu (B1) dalam pembelajaran di kelas walaupun mereka telah mengenal Bahasa Indonesia sebagai (BII). Penggunaan Bahasa Indonesia anak usia sekolah dasar terutama yang bertempat tinggal di perkampungan masih digunakan secara bilingual dengan bahasa daerah yang merupakan bahasa ibu.