CAPAIAN TEMPERATUR DAN KELEMBABAN RELATIF RUANG PENGERING BANGKITAN TUNGKU DAN PENUKAR PANAS PENGERING HIBRID BERENERGI SURYA DAN PANAS PEMBAKARAN CANGKANG SAWIT UNTUK PENGERINGAN IKAN
Main Authors: | Yuwana, Yuwana, Bosman , Sidebang, Evanila , Silvia |
---|---|
Format: | Proceeding PeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/11104/1/Prosiding%20Capaian%20Temperatur.pdf http://repository.unib.ac.id/11104/ |
Daftar Isi:
- Tungku dan penukar panas merupakan bagian yang sangat penting pada pengering hibrid berenergi surya dan biomassa. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan menguji tungku dan penukar panas dengan bahan bakar cangkang sawit yang dapat menghasilkan suhu ruang pengering antara 40 – 50oC yang cocok untuk pengeringan ikan. Pengujian dilakukan melalui tiga seri percobaan dengan bahan bakar cangkang sawit berkadar air rata-rata 11,28% sebanyak 3 kali ulangan. Seri ke-1 dilakukan pengujian menggunakan bahan bakar 1 kg, seri ke-2 menggunakan bahan bakar 2 kg sedangkan seri ke-3 menggunakan bahan bakar 2 kg kemudian ditambah 1 kg hingga 5 kali dengan interval 1 jam. Uji tungku dan penukar panas dengan bahan bakar 1 kg menghasilkan temperatur pengering rata-rata 38,9oC dan kelembaban relatif pengering rata-rata 43,8% pada kondisi udara luar bertemperatur dan kelembaban relatif masing-masing 31,2oC dan 59,8%. Selanjutnya uji dengan bahan bakar 2 kg menghasilkan temperatur dan kelembaban relatif pengering rata-rata masing-masing 45 oC dan 33,9% pada udara luar dengan temperatur dan kelembaban relatif rata-rata 32oC dan 59,3%. Uji berdurasi 6 jam dengan pasokan bahan bakar awal 2 kg dan disusul 1 kg dengan interval 1 jam menghasilkan temperatur dan kelembaban relatif pengering rata-rata 41,5oC dan 35,9% pada kondisi udara luar bertemperatur dan kelembaban relatif rata-rata 31,8oC dan 56,4%. Pada uji tersebut juga teramati bahwa pada 6 jam pembakaran, setelah kondisi pembakaran optimum tercapai baik temperatur maupun kelembaban relatif pengering cukup stabil selama pembakaran berlangsung. Pada uji dengan pasokan bahan bakar 2 kg teramati bahwa temperatur pengering rata-rata tertinggi adalah rak 4 dan diikuti berturut-turut oleh rak 5, rak 2, rak 3 dan rak 1. Selanjutnya uji berdurasi 6 jam dengan pasokan bahan bakar awal 2 kg dan disusul 1 kg dengan interval 1 jam menunjukkan bahwa variasi temperatur antar rak semakin kecil yang mengisyaratkan bahwa semakin lama berjalannya proses pembakaran distribusi panas pada setiap rak menjadi lebih stabil dan merata.