KOMUNIKASI TRANSENDENTAL DALAM PEMENTASAN TARI SANG HYANG LEGONG KERATON LASEM PADA UPACARA TUMPEK WAYANG DI BANJAR ABIANNANGKA KAJA DESA KESIMAN PETILAN KECAMATAN DENPASAR TIMUR KOTA DENPASAR
Main Authors: | Putra, I Putu Gede Buda Mardiksa, Wastawa, I Wayan; Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, Agung, I Gusti Ngurah Pertu; Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/Anubhava/article/view/2982 http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/Anubhava/article/view/2982/2036 |
Daftar Isi:
- ABSTRAK Tari adalah salah satu kesenian yang cukup mudah ditemukan di Bali, karena tarian banyak dipentaskan sebagai hiburan serta dipergunakan dalam sebuah upacara keagamaan di Bali. Salah satu tari klasik yang disakralkan serta dipentaskan ketika upacara tumpek wayang di Banjar Abiannangka Kaja adalah Tari Sang Hyang Legong Keraton Lasem. Tari ini ditarikan oleh 3 anak perempuan yang belum mengalami menstruasi, tari ini juga dipentaskan ketika hari-hari tertentu seperti odalan di Pura Banjar setiap tumpek wayang serta ketika ada musibah atau membayar kaul. Semua hal tersebut bisa terjadi karena masyarakat Banjar Abiannangka Kaja meyakini dengan pementasan tari tersebut bisa mendatangkan kesejahteraan serta salah satu cara berkomunikasi dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang dalam hal ini bermanifestasi sebagai Ratu Ayu Alit Mas Suci yang berstana di Pura Banjar. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti memfokuskan pembahasan pada (1) eksistensi pementasan Tari Sang Hyang Legong Keraton Lasem pada upacara tumpek wayang di Banjar Abiannangka Kaja, (2) bentuk komunikasi transendental dalam pementasan Tari Sang Hyang Legong Keraton Lasem pada upacara tumpek wayang di Banjar Abiannangka Kaja, (3) implikasi komunikasi transendental terhadap kehidupan masyarakat setelah melaksanakan pementasan Tari Sang Hyang Legong Keraton Lasem pada upacara tumpek wayang di Banjar Abiannangka Kaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan komunikasi transendental di masyarakat serta mencari nilai-nilai luhur dalam komunikasi transendental melalu pementasan Tari Sang Hyang Legong Keraton Lasem di Banjar Abiannangka Kaja. Adapun teori yang digunakan untuk menganalisis ketiga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Teori Religi, (2) Teori Kekuatan Luar Biasa dan (3) Teori Interaksionalisme Simbolik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif serta data yang dalam penelitian ini adalah data deskriptif berupa pernyataan lisan atau tertulis dari orang-orang yang bisa diamati.Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa hal seperti Pertama, pementasan tari legong ini masih bertahan sampai saat ini karena dipercaya mengusir kekuatan negatif serta dapat mendatangkan kesejahteraan. Kedua, bentuk komunikasi transendental dalam pementasasan tari ini ada dua, yaitu jenis komunikasi verbal (nyanyian Pedudusan Sang Hyang Dedari, sesontengan dan mantra) dan jenis komunikasi nonverbal (banten dan gerakan tari). Pada jenis komunikasi verbal dan non verbal inilah terjadi komunikasi transendental antara manusia dengan Tuhan dari setiap makna yang terkandung dalam nyanyian, mantra, banten serta gerakan baik yang tersurat ataupun tersirat. Ketiga, implikasi terhadap kehidupan masyarakat seperti dalam kehidupan religius, kehidupan sosial, budaya dan ajaran tri hita karana. Kata Kunci: Komunikasi Transendental, Tari Sang Hyang Legong Keraton Lasem, Tumpek Wayang, Banjar Abiannangka Kaja