HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSU BAHTERAMAS KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016

Main Authors: Niar Rahmawati, Penulis, Hasmia Naningsih, Pembimbing 1, Wahida, Pembimbing 2
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/24/1/NIAR%20RAHMAWATI%20SKRIPSI.pdf
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/24/
Daftar Isi:
  • Latar Belakang :menurut Worl Health Organization (WHO) setiap tahunnya kira kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi baru lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini meninggal. Salah satu penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir adalah ketuban pecah dini karena akibat terjadinya prolapsus funiculli yaitu tali pusat tertekan di antara kepala bayi dan panggul sehingga terjadi kompresi yang menyebabkan penghentian perfusi fetoplasenta. Tujuan :Untuk mengetahui Hubungan Ketuban Pecah Dini dengan Kejadian Asfiksia di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016. Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control study pada 51 bayi asfiksia dan 51 tidak asfiksia di Rumah Sakit Umum Bahteramas. Hasil Penelitian : Dari 102 bayi yang asfiksia dan tidak asfiksia terdapat 61,8% yang lahir dari ibu dengan ketuban pecah dini dan 38,2% dengan ibu yang tidak ketuban pecah dini. Kejadian asfiksia tertinggi pada ibu dengan ketuban pecah dini 61,8%. Hasil uji statistik diperoleh nilai X2hitung>X2tabel (7,016>3,841), nilai value=0,008. Kesimpulan : Ada hubungan antara ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia di RSU bahteramas.