Daftar Isi:
  • Latar Belakang : Stunting pada anak Balita merupakan manifestasi jangka panjang dari faktor konsumsi diet berkualitas rendah, mordibitas, penyakit infeksi berulang, dan faktor lingkungan. Status Gizi stunting merupakan masalah kesehatan yang banyak ditemukan di Negara berkembang, termasuk Indonesia. Menurut United Nations Children’s Fun (UNICEF), pada tahun 2016 terdapat 22,9% atau hampir satu dari empat anak berusia dibawah lima tahun (Balita) mengalami stunting. Metode Penelitian :Jenis penelitian ini adalah penelitian yang sifatnya deskriptif dengan pendekatan survei, Penelitian ini menggunakan data Praktek Kerja Lapangan (PKL) Perencanaan Program Gizi (PPG) semester 5 yang dilakukan di wilayah pesisir Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan pada tanggal 19-25 November 2019, jumlah sampel 180 orang balita diambil dengan menggunakan Teknik Sistem Total sampling, pengambilan data dilakukan dengan wawancara menggunakan Quesioner. Hasil :Penelitian ini menunjukkan bahwa semua ibu balita memiliki pola asuh kurang yaitu sebesar 84,5% di desa Puasana. Pada Kelurahan Lalowaru 90,3% (n=28), Desa Tanjung Tiram 48,7% dan di Desa Wawatu 84,6%. AKG Energi sebagian besar dalam kategori kurang di Desa Puasana 75,5%, Kelurahan Lalowaru 51,6% , Desa Tanjung Tiram 46,2% dan Desa Wawatu 60%. AKG Protein dengan sebagian besar dalam kategori baik di Desa Puasana sebanyak 57,8 %, Kelurahan Lalowaru sebanyak 67,7%, Desa Tanjung 48,8% (n=19) di kategorikan Sedang dan Desa Wawatu 56,9%. Status Gizi Stunting 13,3%, Kelurahan Lalowaru 25,8%, Desa Tanjung Tiram 20,5% dan di Desa Wawatu 32,3%. Kesimpulan : pola asuh ibu balita di wilayah pesisir Kecamatan Moramo Utara semunya kurang yang mengakibatkan asupan Energi Kurang sehingga ada beberapa balita mengalami masalah gizi stunting. Kata Kunci : Pola Asuh, Asupan Energi dan Protein, Stunting