GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMEURU KECAMATAN RANOMEETO BARAT KABUPATEN KONAWE SELATAN

Main Authors: Ni Wayan Sujani, Penulis, Masrif Bahrun, Pembimbing 1, Sri Yunanci V. G., Pembimbing 2
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/1698/1/Ni%20Wayan%20Sujani%20fix.pdf
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/1698/
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id
Daftar Isi:
  • Latar Belakang : Insiden stunting secara global diperkirakan sekitar 171 juta sampai 314 juta yang terjadi pada anak berusia di bawah 5 tahun dan 90% diantaranya berada di negara-negara benua Afrika dan Asia. Puskesmas Lameuru memiliki angka tertinggi prevalensi status gizi stunting pada balita di Kabupaten Konawe Selatan yaitu sebesar 4,6%. Salah satu faktor risiko yang mempengaruhi kejadian stunting pada anak balita adalah riwayat berat badan lahir rendah (BBLR), selain faktor tersebut pekerjaan dan pemberian ASI eksklusif juga penyebab kejadian stunting. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran faktor-faktor kejadian stunting pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Lameuru, Kecamatan Ranomeeto Barat Kabupaten Konawe Selatan. Metode : Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan survei data sekunder dilaksanakan pada bulan Juni 2020. Sampel adalah balita yang mengalami stunting sebanyak 21 anak. Data pekerjaan ibu dikumpulkan dari laporan Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS-PK), data Berat Badan lahir dikumpulkan dari buku catatan kelahiran bidan, serta data pemberian ASI eksklusif diperoleh dari laporan unit gizi. Analisis data secara deskriptif dalam bentuk persentase. Data disajikan dalam bentuk tabel dan narasinya. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua ibu anak balita (100,0%) yang mengalami stunting sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT). Sebagian besar anak balita (90,5%) yang mengalami stunting memiliki berat lahir normal. Sebagian besar anak balita (95,2%) yang mengalami stunting tidak diberikan ASI eksklusif. Penelitian ini menyarankan kepada pihak Puskesmas agar dapat mengoptimalkan program pelayanan untuk balita usia 12- 59 bulan terkait pelayanan pertumbuhan sehingga dapat menekan angka stunting. Kata Kunci : Pekerjaan Ibu Balita. Berat Badan Lahir. Pemberian ASI. Stunting