TEHNIK, FREKUENSI DAN WAKTU MENYIKAT GIGI TERHADAP KEJADIAN KARANG GIGI PADA SANTRI PONDOK PESANTREN WASILATUL HUDA CICALENGKA TAHUN 2015
Main Author: | PENGARANG:TRESNA AYU PRATIWI ; PEMBIMBING:Hera Nuraningsih, M.Kes ; PENGUJI 1:Drg. Hj. Dewi Sodja Laela, M.Kes. ; PENGUJI 2:H. Isa Insanuddin, S.SIT, M.Kes |
---|---|
Other Authors: | AGUS SURYANA, S.SOS. |
Format: | Book STUDENTS RESEARCH PDF |
Terbitan: |
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.poltekkesbdg.info/items/show/87 http://repository.poltekkesbdg.info/files/original/97c025815ab50b6a6887f9bdf3448ea3.pdf |
Daftar Isi:
- Menyikat gigi adalah suatu prosedur yang menjadi keharusan karena sikat gigi adalah alat untuk membersihkan gigi dari sisa makanan dan kebiasaan menyikat gigi yang salah dapat menyebabkan berbagai penyakit, salah satunya adalah karang gigi yang timbul akibat dari cara menyikat gigi yang kurang tepat meliputi tehnik, frekuensi dan waktu menyikat gigi. Santri pondok pesantren pada umumnya kurang memperhatikan personal hygiene (kebersihan diri) yaitu kebersihan seluruh anggota tubuh termasuk kebersihan gigi dan mulut. Maka, berdasarkan hal tersebut peneliti ingin mengetahui Tehnik, Frekuensi dan Waktu Menyikat Gigi Pada Santri Pondok Pesantren Wasilatul Huda Cicalengka tahun 2015 Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling, sehingga diperoleh sampel sebanyak 50 orang. Dari hasil penelitian didapatkan ketepatan tehnik menyikat gigi yang baik sebesar 28% yaitu dengan menggunakan tehnik kombinasi, frekuensi menyikat gigi yang baik sebesar 56% yaitu 2-4 kali dalam sehari, ketepatan waktu menyikat gigi sebesar 24% yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur serta kriteria karang gigi yang didapat melalui indeks OHI-S pada santri pondok pesantren Wasilatul Huda lebih banyak yang memiliki kriteria buruk yaitu sebesar 42%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa santri pondok pesantren masih sangat kurang menyadari dan memperhatikan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.