Hubungan Durasi Tidur, Asupan Energi Dan Kejadian Kegemukan Pada Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung Jurusan Kesehatan Lingkungan
Daftar Isi:
- Kegemukan telah menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Di Indonesia, terutama di kota – kota besar, dengan adanya perubahan gaya hidup yang mengakibatkan durasi tidur yang terganggu berdampak pada meningkatnya risiko kegemukan karena durasi tidur yang kurang membuat hormon di dalam tubuh menjadi tidak seimbang yang menyebabkan peningkatan nafsu makan. Tujuan penelitian, mengetahui hubungan antara durasi tidur, asupan energi dan kejadian kegemukan pada mahasiswa. Desain penelitian, cross sectional. Sampel sebanyak 62 dipilih dengan teknik purposive sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2017 di Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung Jurusan Kesehatan Lingkungan. Pengambilan data asupan energi dengan kuesioner Semiquantitative Food Frequency Questioner, data durasi tidur menggunakan kuesioner durasi tidur dan data kegemukan dari perhitungan IMT. Analisis data hubungan antar variabel menggunakan SPSS 20 dengan uji statistik ratio prevalence (RP). Mahasiswa dengan durasi tidur kurang memiliki risiko 7,660 kali mempunyai asupan energi berlebih (CI-95% : 1,130- 51,937). Mahasiswa dengan asupan energi berlebih memiliki risiko 2,796 kali mengalami kegemukan (CI-95% : 1,491-5,242). Mahasiswa dengan durasi tidur kurang memiliki risiko 1,75 kali mengalami kegemukan (CI-95% : 0,719-4,287). Perlu manajemen waktu yang baik untuk mendapatkan waktu tidur yang cukup bagi mahasiswa terkait pola tidur singkat yang berpengaruh terhadap pola makan karena peningkatan grehlin dan penurunan leptin.