Daftar Isi:
  • Pengontrolan kadar glukosa darah puasa perlu diperhatikan karena dapat menyebabkan resiko penyakit degeneratif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui korelasi asupan serat dan kadar glukosa darah puasa pada usia 45-60 tahun di wilayah kerja Puskesmas Pacet Kabupaten Bandung. Secara khusus mendeskripsikan karakteristik sampel, jumlah asupan serat, kadar glukosa darah puasa, analisis hubungan asupan serat dengan kadar glukosa darah puasa. Metode penelitian yaitu Consecutive sampling dengan pengukuran variabel independen dan dipenden dalam waktu bersamaan dengan menggunakan 24 sampel. Analisis statistik menggunakan uji normalitas data dengan kemampuan metakognitif dengan Shapiro Wilks test untuk besar sampel kurang dari 50 orang dan dinyatakan terdistribusi normal bila nilai p>0,05. Dilanjutkan uji bivariabel korelasi asupan serat dengan kadar glukosa darah puasa menggunakan Pearson Correlation Test jika distribusi normal dan uji Rank Sperman jika distribusi tidak normal. Hasil analisa didapat rata-rata asupan sampel serat yang kurang dari normal 3,4 gr/hari (45,8%) dan asupan serat yang baik 29,6 gr/hari (54,2%) dengan kadar glukosa darah puasa normal 17 orang (670,8%) dan kadar tertinggi 7 orang (29,2%). Ada hubungan antara asupan serat dengan kadar glukosa darah puasa r = -0,468 dan p=0,021. Mengingat pentingnya pengendalian glukosa darah puasa, maka asupan serat harus sesuai anjuran sebesar 25 gr/hari.