Daftar Isi:
  • Bakso merupakan produk olahan daging yang memiliki protein tinggi, pH 6.0-6.5 dan memiliki kadar air tinggi sehingga rentan terhadap kerusakan. Banyak pedagang bakso yang menambahkan pengawet agar bakso bertahan lama, biasanya pengawet yang ditambahkan adalah pengawet non pangan seperti boraks, sehingga berbahaya untuk dikonsumsi. Oleh karena itu penulis mencari alternatif bahan pengawet alami yang bersumber dari alam salah satunya adalah ketumbar. Rumusan masalah dalam penelitian ini “Adakah Pengaruh Berbagai Dosis Ketumbar (Coriandrum sativum) Terhadap Tekstur, Bau, Rasa dan Angka Total Kuman Bakso Daging?”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai dosis ketumbar (Coriandrum sativum) terhadap kualitas organoleptik dan angka total kuman bakso daging. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain Posttest Only Control Group dengan perlakuan penambahan dosis ketumbar 0,05%, 0,10% dan 0,15%. Data yang dikumpulkan meliputi hasil pemeriksaan angka total kuman, dan hasil uji kesukaan bakso daging terhadap 30 panelis. Data yang diperoleh kemudian dianalisa secara univariat dan bivariat. Data angka total kuman dianalisis dengan menggunakan uji Kruskal Wallis. Data uji kesukaan dianalisis dengan uji Friedman-test. Hasil analisis bivariat uji Kruskal Wallis diperoleh hasil P < α (0.003 < 0.05) sehingga ada pengaruh berbagai dosis ketumbar (Coriandrum sativum) terhadap angka total kuman bakso daging. Sedangkan hasil analisis data uji kesukaan dengan uji Friedman-test didapat P > 0,05 yang berarti tidak ada pengaruh berbagai dosis ketumbar terhadap tekstur, bau, dan rasa bakso daging. Kesimpulan Penelitian ini yaitu tidak terdapatnya pengaruh ketumbar terhadap tekstur, bau, dan rasa bakso daging dan terdapatnya pengaruh ketumbar terhadap angka total kuman bakso daging.