Daftar Isi:
  • ABSTRAK C-Reactive Protein merupakan protein fase akut yang diproduksi oleh hati, memiliki kadar <6 mg/L dalam tubuh pada kondisi normal, dan akan meningkat apabila terjadi inflamasi atau cedera jaringan yang disebabkan oleh infeksi. Pemeriksaan CRP merupakan pemeriksaan penunjang diagnosis klinis suatu penyakit. Hal yang penting dalam penjamin kualitas pemeriksaan laboratorium klinik adalah stabilitas bahan pemeriksaan, yaitu serum yang disimpan pada suhu 2-8oC, dan stabil selama 48 jam. Namun, masih banyak ditemui kasus penundaan bahan pemeriksaan yang melampaui batas stabilitasnya. Hal ini sering ditemui pada pengiriman bahan pemeriksaan yang dirujuk. Penyimpanan bahan pemeriksaan yang melewati batas stabilitas, dikhawatirkan akan mempengaruhi hasil pemeriksaan. Pada penelitian ini, digunakan serum positif CRP dari tersangka Tuberkulosis. Pada penderita TBC, terjadi proses inflamasi dalam tubuh yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis pada paru-paru yang menyebabkan hasil positif pada pemeriksaan CRP. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh waktu penundaan bahan pemeriksaan terhadap kadar C-Reactive Protein metode aglutinasi pada tersangka TBC. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian ekperimental semu. Sampel dalam penelitian ini adalah 9 orang tersangka TBC. Bahan pemeriksaan diberikan 3 perlakuan, yaitu diperiksa segera, ditunda 48 jam dan 72 jam. Dalam penelitian ini digunakan metode aglutinasi. Data diolah secara statistik menggunakan Anova one way, diperoleh hasil pada bahan pemeriksaan yang diperiksa segera memiliki rata-rata kadar CRP 88,00 mg/L, untuk yang ditunda 48 jam dan 72 jam memiliki rata-rata yang sama yaitu 62,67 mg/L. Serta diperoleh hasil nilai Sig dari output sebesar 0,562, lebih besar dari α 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna secara statistik antara pemeriksaan kadar CRP yang diperiksa segera, ditunda 48 jam dan 72 jam.