Daftar Isi:
  • ABSTRAK Kandidiasis adalah suatu penyakit kulit akut atau subakut yang disebabkan oleh Candida albicans. Jamur ini merupakan agen oportunistik yang mampu mengakibatkan infeksi pada daerah oral maupun genital manusia. Penggunaan bahan alami sebagai sumber antimikroba sudah banyak dilakukan, karena lebih mudah didapat dan penggunaannya dirasa lebih aman dibandingkan dengan bahan sintetik. Salah satu bahan alami yang digunakan dalam pengobatan kandidiasis terutama keputihan pada wanita adalah tanaman sarang semut (Myrmecodia tuberosa). Sebagai bahan alami, tanaman sarang semut (Myrmecodia tuberosa) memiliki kandungan senyawa aktif yang bersifat antimikroba dan anti fungi seperti tanin, flavonoid, alkaloid, dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat infusum tanaman sarang semut (Myrmecodia tuberosa) terhadap pertumbuhan Candida albicans secara in vitro. Pada penelitian ini digunakan desain quasi ekperimen dengan metoda sumuran. Infusum tanaman sarang semut ini dengan pelarut air dibuat infusum dengan berbagai konsentrasi yaitu 10%, 50%, 75%, dan 100%. Pada media Saboraud dextrose agar diolesi biakan jamur yang setara dengan 0,5 Mc Farland, kemudian dibuat sumuran yang akan diisi dengan infusum tanaman sarang semut dengan berbagai konsentrasi. Kontrol positif menggunakan povidone iodine, dan kontrol negatif menggunakan aquadest. Pengamatan dilakukan dengan mengukut diameter zona bening yang terbentuk setelah diinkubasi selama 48 jam. Hasil penelitian menunjukkan tidak terbentuknya zona bening pada setiap konsentrasi. Dapat disimpulkan bahwa infusum tanaman sarang semut (Myrmecodia tuberosa) tidak memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan Candida albicans.