Daftar Isi:
  • ABSTRAK Perkembangan industri penyamakan kulit Sukaregang di Kabupaten Garut memungkinkan semakin banyaknya limbah krom yang dibuang ke badan perairan. Salah satu badan air yang tercemar adalah Sungai Cigulampeng. Pencemaran sungai oleh limbah krom ini menjadi masalah kesehatan ketika air Sungai Cigulampeng menjadi sumber irigasi di persawahan setempat, salah satunya persawahan Kampung Jangkurang. Adanya logam berat krom pada air irigasi memungkinkan akumulasi krom pada tanaman padi (Oryza sativa L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar krom pada beras yang ditanam di daerah industri penyamakan kulit Sukaregang, Kabupaten Garut. Analisis dilakukan pada beras yang ditanam pada lima petak sawah di daerah tersebut dengan metode pengukuran Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Hasil pemeriksaan menunjukkan kadar krom pada beras bervariasi, yaitu pada petak sawah pertama sebesar 0,09 – 9,00 mg/Kg; pada petak sawah kedua sebesar 1,24 - 4,73 mg/Kg; pada petak sawah ketiga sebesar 6,92 - 23,36 mg/Kg, pada petak sawah keempat sebesar 7,25 - 13,71 mg/Kg; dan pada petak sawah kelima sebesar 11,31 - 12,66 mg/Kg. Dari 20 sampel tersebut, terdapat dua sampel yang masih memenuhi kriteria batas aman, yaitu sampel 1A sebesar 0,09 mg/Kg dan 2C sebesar 1,24 mg/Kg. Hal ini menggambarkan bahwa seluruh sampel beras di petak sawah ketiga, keempat, dan kelima mengandung krom di atas batas aman yang diperbolehkan WHO, yaitu 1,3 mg/Kg.