GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI, ASUPAN ZAT BESI, ASUPAN PROTEIN, ASUPAN VITAMIN C DAN KEJADIAN ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA REMAJA PUTRI TINGKAT 1 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
Daftar Isi:
- Anemia defisiensi besi dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor, yaitu kurangnya pengetahuan gizi, kurangnya mengonsumsi makanan sumber hewani sebagai salah satu zat besi yang paling mudah diserap dan sumber protein, atau karena kekurangan konsumsi zat gizi yang berperan dalam penyerapan zat besi seperti protein dan vitamin C. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan gizi, asupan zat besi, asupan protein, asupan vitamin C, dan kaitannya dengan anemia defisiensi besi pada remaja putri tingkat 1 di Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung. Perlakuan pada sampel adalah dengan pengisian kuisioner pengetahuan gizi, wawancara asupan makan 1 bulan terakhir, dan pengecekan kadar hemoglobin. Desain penelitian cross sectional. Jumlah sampel adalah minimal 24 mahasiswi, digunakan sampel sebanyak 35 orang sampel. Hasil penelitian menunjukkan sampel dengan pengetahuan gizi baik 11,4%, pengetahuan gizi cukup 60%, pengetahuan gizi kurang 28,6%. Sampel dengan asupan zat besi cukup 82,9%, asupan zat besi kurang 17,1%. Sampel dengan asupan protein cukup 42,9%, asupan protein kurang 57,1%. Sampel dengan asupan vitamin C cukup 28,6%, asupan vitamin C kurang 71,4%. Ada kecenderungan pada sampel tingkat pengetahuan gizi kurang, asupan zat besi kurang, asupan protein kurang, dan asupan vitamin C mengalami lebih banyak anemia. Ada kecenderungan pada sampel dengan tingkat pengetahuan gizi cukup dan baik, asupan zat besi cukup, asupan protein cukup, dan asupan vitamin C cukup tidak mengalami anemia. Remaja putri sebaiknya memahami kembali prinsip gizi seimbang bagi remaja khususnya terkait anemia dan meningkatkan frekuensi dan jenis asupan secara beragam terutama pada makanan tinggi zat besi, protein, dan vitamin C.