HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN DAN SENG DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 2 - 5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI TAHUN 2015
Main Author: | Penulis : Novia Dwi Rahayu (P17331112037) Pembimbing : Holil M. Par'i, SKM.,M.Kes Penguji 1 : Dra. Rosmalia Helmi, M.Si Penguji 2 : Asep Iwan P, SKM.,M.Si.Med |
---|---|
Other Authors: | Renny Yanuarti, S.Sos |
Format: | |
Terbitan: |
Poltekkes Kemenkes Bandung Jurusan Gizi
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.poltekkesbdg.info/items/show/316 http://repository.poltekkesbdg.info/files/original/388814d7a02afd71eafa6761d8185b81.pdf |
Daftar Isi:
- Stunting merupakan masalah gizi yang sifatnya kronis sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama. Protein merupakan zat gizi kunci untuk pertumbuhan fisik anak karena sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan otot. Seng berperan dalam sintesis, sekresi, dan aksi hormon pertumbuhan (Growth Hormone). Prevalensi stunting di Indonesia paling banyak terjadi pada kelompok umur balita yaitu sebanyak 37,2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan protein dan seng dengan kejadian stunting pada balita usia 2-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Selatan Kota Cimahi. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari 2015 dengan menggunakan desain penelitian cross sectional dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 55 orang. Data asupan protein dan seng diperoleh dengan menggunakan metode Semiquantitative Food Frequency Questioner (SFFQ), status gizi diperoleh secara antropometri dengan indeks TB/U. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara asupan protein dengan kejadian stunting (p=0,660), tidak ada hubungan antara asupan seng dengan kejadian stunting (p=0,401). Sebaiknya para ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Selatan diberikan penyuluhan mengenai pentingnya mengkonsumsi makanan sumber protein dan seng, serta pentingnya memantau pertumbuhan balita.