HUBUNGAN KEBIASAAN CUCI TANGAN, FREKUENSI JAJAN, SUMBER MAKANAN JAJANAN DAN KEJADIAN DIARE PADA SISWA SDN NANJUNG 1 KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2015
Main Author: | Penulis : Muhammad Muayyad Billah (P17331112032) Pembimbing : Holil M. Par'i, SKM.,M.Kes Penguji 1 : dadang Rosmana, DCN.,M.Kes Penguji 2 > Nitta Isdiany, M.Kes |
---|---|
Other Authors: | Renny Yanuarti, S.Sos |
Format: | |
Terbitan: |
Poltekkes Kemenkes Bandung Jurusan Gizi
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.poltekkesbdg.info/items/show/308 http://repository.poltekkesbdg.info/files/original/c85993b806ce0baa9b8d0f545f76923d.pdf |
Daftar Isi:
- Diare merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan. Prevalensi kejadian Diare di Jawa Barat tahun 2012 sebesar 9,05 %. Untuk menurunkan kejadian karena diare perlu tata laksana yang cepat dan tepat, salah satunya adalah mencuci tangan. Selain itu, mengurangi frekuensi jajan dan memilih sumber makanan yang bersih meminimalisir kontaminasi bakteri mikroorganisme patogen yang menyebabkan diare pada anak sekolah dasar. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kebiasaan cuci tangan, frekuensi jajan, sumber makanan jajanan dan kejadian diare pada siswa SDN nanjung 1 Kabupaten Bandung. Penelitian ini menggunakan studi observasional dengan metode cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 65 responden diambil dengan teknik proporsional sistematik random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi kebiasaan cuci tangan di SDN Nanjung 1 Kabupaten Bandung adalah 76,9%, frekuensi jajan sering adalah 41,5%, sumber makanana jajanan di PKL (Pedagang Kaki Lima) adalah 58,5 % dan kejadian diare adalah 26,2%. Terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan cuci tangan dengan kejadian diare % (p = 0,05). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara frekuensi jajan dengan kejadian daire (p = 0,16). Dan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sumber makanan jajanan dengan kejadian daire (p = 0,80). Peneliti menyarankan agar sekolah menyediakan sarana cuci tangan bagi siswa dan memberikan arahan kepada pedagang untuk menjual makanan dengan memperhatikan lingkungan.