Daftar Isi:
  • ABSTRACT Prevalensi Methicillin-Resistan Staphylococcus aureus (MRSA) di Indonesia mencapai 70%, sementara di Indonesia pada tahun 2006 prevalensi MRSA mencapai 23,5%. Melihat data tersebut dan kenyataan dilapangan terkait penggunaan antibiotik yang tidak bijaksana, maka perlu dilakukan tindak lanjut untuk menghentikan laju resistensi bakteri terhadap antibiotik, salah satunya dengan menggunakan bahan alami. Bahan alami yang berpotensi tinggi sebagai antibakteri adalah propolis. Propolis berperan menjaga kesterilan bagian dalam sarang lebah. Salah satu jenis propolis yang berkualitas adalah propolis asal trigona, propolis ini memiliki kandungan flavonoid yang lebih tinggi dibandingkan dengan propolis asal Apis mellifera. Telah dilakukan penelitian mengenai aktivitas antibakteri ekstrak etanol propolis Trigona spp. dalam menghambat pertumbuhan Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi minimum ekstrak etanol propolis Trigona spp. yang masih memiliki aktivitas antibakteri dalam menghambat pertumbuhan MRSA. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian post test only design, yaitu dengan cara mengukur zona hambat ekstrak etanol propolis Trigona spp. dengan variasi konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10% terhadap pertumbuhan MRSA pada Muller Hinton Agar (MHA). Hasil penelitian didapatkan konsentrasi minimum ekstrak etanol propolis Trigona spp. yang masih memiliki aktivitas antibakteri dalam menghambat pertumbuhan MRSA adalah 4%