Daftar Isi:
  • ABSTRAK Penyandang talasemia beta mayor anak berisiko mengalami kelebihan besi yang disebabkan oleh transfusi darah berulang. Kelebihan besi menyebabkan gangguan aktifitas makrofag, gangguan fungsi netrofil, penurunan aktivitas natural killer dan supresi fungsi sistem komplemen sehingga penyandang talasemia beta mayor memiliki resiko lebih tinggi terkena infeksi. Indonesia dengan prevalensi Tuberkulosis yang tinggi memudahkan penyandang talasemia beta mayor anak terinfeksi TB. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui korelasi kadar Feritin dengan hasil pemeriksaan IGRA. Penelitian ini menggunakan metode analitik cross sectional dengan uji korelasi. Subjek penelitian adalah 59 penyandang talasemia beta mayor anak yang berobat secara rutin ke klinik Hematologi Onkologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada bulan April–Mei 2019, memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi serta bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani informed consent. Subjek penelitian terdiri dari 28(47,46%) laki-laki dan 31(53,45%) perempuan, median usia 10,9 tahun. Dilakukan pemeriksaan IGRA, diperoleh hasil 19(32,20%) Negatif, 6(10,17%) Positif dan 34(57,63%) Indeterminate. Kadar feritin didapat dari rekam medis pasien. Median kadar feritin 2808 ng/mL.Uji spearman kadar Interferon gamma (IFN-γ) pada tabung TB1 dan TB2 dengan kadar feritin menunjukan tidak ada korelasi yang bermakna (TB1 r=0,03 P=0,98;TB2 r=0,064 P=0,63). Uji korelasi pada kelompok kadar feritin (1000-<2000 ng/mL, 2000-<3000 ng/mL, >3000 ng/mL) dan kelompok hasil IGRA (Positif, Negatif, Indeterminate) menunjukan tidak terdapat korelasi yang bermakna (r= 0,120; P=0,436). Hasil yang sama didapatkan pada kadar feritin dengan hasil IGRA kelompok determinate dan indeterminate yang dianalisis dengan uji Man Withney (P= 0,0527). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi yang bermakna antara kadar feritin dan hasil IGRA.