Daftar Isi:
  • Karbamazepin merupakan golongan obat antikonvulsan yang masih digunakan untuk kasus epilepsi di masyarakat. Kadar karbamazepin dalam sediaan dapat mempengaruhi ketepatan dosis. Berdasarkan literatur, penetapan kadar karbamazepin dilakukan menggunakan fase gerak dengan kombinasi tetrahidrofuran dan ditambahkan asam format. Penggunaan tetrahidrofuran dapat membentuk peroksida pada kolom dan asam dapat menyebabkan korosif pada kolom, sehingga perlu dilakukan pengembangan metode untuk menjaga usia simpan kolom. Pengembangan metode dilakukan untuk mengetahui kombinasi eluen, kondisi optimum dan nilai validasi dari metode yang digunakan. Metode dengan KCKT fase terbalik telah dikembangkan dan memenuhi syarat validasi pada penetapan kadar karbamazepin. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka didapatkan fase gerak yang digunakan adalah asetoniril:air (30:70). Kondisi optimum analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan kolom C18 (Symmetry) 5,5 μl, 4,6 x 150 mm, sistem elusi yang digunakan isokratik, laju alir pada pompa 1 ml/menit, terdeteksi pada panjang gelombang 239 nm, detektor yang digunakan adalah detektor UV-Vis, dan waktu akusisi 15 menit. Metode yang dilakukan memenuhi syarat validasi dengan persamaan regresi linier y = 76630x + 40611 dan nilai linieritas (r = 0,998), pengujian terbaca dengan cermat dimana dihasilkan nilai batas deteksi (LoD) dan batas kuantitasi (LoQ) berturutturut 1,2 ppm dan 4,1 ppm, nilai akurasi memenuhi syarat dengan persen perolehan kembali (%Rec) sebesar 99,1596%, serta pengujian presisi dengan %RSD 0,1959%. Berdasarkan hasil tersebut, pengembangan metode yang digunakan berhasil diaplikasikan untuk menetapkan kadar karbamazepin pada sediaan farmasi dan sesuai untuk digunakan analisa secara rutin.