Daftar Isi:
  • Penelitian UNICEF (2002) yang dilakukan dengan sampel dari 4 provinsi di Indonesia, menyatakan sebanyak 39,7% kader masih termasuk dalam 3 kategori kurang terampil dalam mengisi KMS dan sebanyak 84,5% kader tidak mampu menginterpretasikan hasil pengukuran di KMS sehingga penilaian status pertumbuhan balita tidak tercantumkan di KMS dan ibu tidak mendapatkan informasi tentang pertumbuhan anaknya. Keterampilan penggunaan KMS secara tidak langsung telah menjadi salah satu faktor masih adanya kasus gizi buruk-kurang pada balita. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional. Jumlah sampel 69 orang, dilakukan di wilayah kerja Puskemas Katapang. Variabel yang diteliti meliputi pengetahuan dan keterampilan kader Posyandu. Data dianalisis secara deskriptif, disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian kader Posyandu yang memiliki pengetahuan baik dan tidak terampil dalam memploting KMS sebanyak 16 sampel (55,2%) sebaliknya, kader yang memiliki pengetahuan kurang baik tetapi terampil dalam melakukan ploting KMS sebanyak 20 sampel (50,0%). Perlu adanya penyegaran kembali atau refreshing kader Posyandu terhadap pengetahuan mengenai ploting KMS oleh Puskesmas ataupun pembina kader yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan meningkan pengetahuan serta keterampilan kader Posyandu. Karena, kurangnya frekuensi pelatihan kader akan membuat kader menjadi jenuh.