Daftar Isi:
  • Stunting merupakan bentuk kegagalan pertumbuhan akibat akumulasi ketidakcukupan zat gizi yang berlangsung lama mulai dari kehamilan sampai periode tumbuh kembang. Prevalensi stunting di Kabupaten Bandung anak baduta (0-23 bulan) berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi Tahun 2015 masih tinggi dan selama 3 tahun terakhir memiliki kecenderungan yang fluktuatif yaitu 24,7% kemudian pada tahun 2016 menurun sedikit yaitu 22,7% dan meningkat kembali pada tahun 2017 yaitu 27,5%. Tingginya angka kejadian stunting pada bayi dapat diakibatkan oleh dideritanya penyakit infeksi akibat rendahnya cakupan ASI Eksklusif. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan Praktek PemberianASI Eksklusif, kejadian Pneumonia dan Stunting pada bayi usia 7-12 bulan di Puskemas Baleendah Kabupaten Bandung Jawa Barat. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 33 responden pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Systematic random sampling. Pengumpulan data ASI Ekslusif dan kejadian pneumonia menggunakan kuesioner dan pengumpulan data stunting dengan pengukuran antropometri panjang badan. Analisis data dilakukan melalui dua tahapan, yaitu univariat dan bivariat. Proporsi bayi menyusui ASI Eksklusif yaitu 6 orang (18,2%) dan ASI non eksklusif yaitu 27 orang (81,8%). Riwayat pneumonia dalam sebulan terakhir yaitu 7 orang (21,2%) dan tanpa riwayat pneumonia yaitu 26 orang (78,8%), bayi stunting yaitu 7 orang (21,2%) panjang badan bayi normal yaitu 26 orang (78,8%). Hasil uji bivariat chi square menunjukkan tidak adanya hubungan praktek pemberian ASI Eksklusif dengan pneumonia p > 0,05. Tidak ada hubungan kejadian pneumonia dengan stunting p > 0,05 dan tidak ada hubungan praktek pemberian ASI Eksklusif dan kejadian stunting dengan p > 0,05. Diharapkan kepada masyarakat dan petugas kesehatan untuk dapat meningkatkan cakupan ASI Eksklusif sehingga mengurangi kejadian stunting khususnya pada anak usia 7-12 bulan dengan cara memberikan edukasi 1000 Hari Pertama Kehidupan.