Pijat Oksitosin dan Frekuensi Menyusui Berhubungan dengan Waktu Pengeluaran Kolostrum pada Ibu Post Sectio Caesarea di RS Kota Bandung
Main Author: | Rika Resmana |
---|---|
Other Authors: | Chaerunnisa, A.Md |
Format: | Journal Pdf |
Terbitan: |
Poltekkes Kemenkes Bandung Jurusan Kebidanan Bandung
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.poltekkesbdg.info/items/show/2076 http://repository.poltekkesbdg.info/files/original/dc534ff3bbcf2e836407ee3628024c90.pdf |
Daftar Isi:
- Kolostrum merupakan ASI pertama yang keluar mengandung banyak zat anti infeksi, sehingga bayi baru lahir ibu post SC (sectio caesarea) sebanyak 9 orang yang memberikan kolostrum pada bayinya dalam 24 jam yang mendapatkan ASI (kolostrum) pada waktu 24-47 jam sebesar 13%. Hasil survei pendahuluan dari 15 pertama. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pijat oksitosin dan frekuensi menyusui dengan waktu pengeluaran kolostrum pada ibu post SC. Penelitian dilakukan dengan case control study. Sampel yang kolostrumnya keluar setelah 24 jam dan 30 kontrol ibu post SC yang kolostrumnya keluar kurang dari 24 diambil dengan menggunakan kuota sampling sebanyak 60 responden yang terdiri dari 30 kasus ibu post SC148 Dian Nur Hadianti, Rika Resmana, 2016. JNKI, Vol. 4, No. 3, Tahun 2016, 148-156Pijat Oksitosin dan Frekuensi Menyusui Berhubungan dengan Waktu Pengeluaran Kolostrum pada Ibu Post Sectio Caesarea di RS Kota BandungDian Nur Hadianti1, Rika Resmana11 Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung Jurusan Kebidanan Bandung Jalan Sederhana No.2, Bandung, Jawa BaratEmail: diannurhadianti80@gmail.comAbstrakyang tidak diberi kolostrum akan mudah terserang penyakit infeksi. Menurut Riskesdas 2013, bayi baru lahir jam. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer. Analisis data untuk data bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji chi-square.Hasil uji chi-square menunjukan angka p-value 0,001 (p<0,05), dengan OR 7,00 (95% CI 3,1-15,8) artinya kolostrum yang keluar pada <satu hari setelah persalinan SC berpeluang 7,0 kali lebih besar terjadi pada ibu yang melakukan pijat oksitosin. Serta OR 15,5 (95% CI 3,8-63,4) artinya kolostrum yang keluar pada <satu hari setelah persalinan SC berpeluang 15,5 kali lebih besar terjadi pada ibu yang frekuensi menyusui bayinya lebih dari 7 kali dalam sehari. Kesimpulan terdapat hubungan yang signifikan antara pijat oksitosin dengan waktu pengeluaran kolostrum dan terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi menyusui bayi dengan waktu pengeluaran kolostrum pada ibu post SC