Daftar Isi:
  • Karakteristik tunarungu yaitu miskin dalam kosakata, sulit memahami kata-kata abstrak, yang mengandung kiasan, adanya gangguan bicara, maka hal-hal itu merupakan sumber-sumber masalah pokok bagi anak tersebut. Bagi orang tua sendiri, tidaklah mudah untuk menerima kenyataan bahwa anaknya menderita kelainan cacat. Dari hasil studi pendahuluan di Sekolah Luar Biasa Cicendo Bandung dengan 10 orangtua yang diwawancarai. Empat orang tua mengatakan bahwa awal akan memasukkan anaknya ke SLB Cicendo merasakan malu. Dua orang tua mengatakan ada rasa marah saat mengetahui anaknya cacat. Tiga orang mengatakan senang saat akan menyekolahkan anaknya di SLB Cicendo. Lalu ada satu orang tua yang mengatakan bahwa ia takut saat anaknya bergaul keluar dari lingkungan rumah dan sekolah karena takut anaknya akan dimanfaatkan oleh orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran harga diri orang tua yang memiliki anak tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB-B) Cicendo Bandung. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Populasi siswa di Sekolah Luar Biasa dari TK - SD berjumlah 54 siswa, yang menjadikan 54 orang tua yang menjadi responden. Teknik yang diambil adalah Total Sampling. Setelah penelitian, peneliti hanya berhasil meneliti 44 responden dari 54 orangtua. Hasil analisa data didapat harga diri orang tua yang paling banyak adalah 21 responden (47,7%) memiliki harga diri rendah berat, lalu sebanyak 17 responden (38,6%) memiliki harga diri rendah sedang, sedangkan harga diri rendah ringan terdapat 3 responden (6,8%) sama halnya dengan harga diri baik terdapat 3 responden (6,8%). Karena hasil penelitian sebagian besar harga diri pada orang tua yang memiliki anak tunarungu di sekolah luar biasa (SLB-B) Cicendo Bandung. Maka peneliti memberikan saran sebagai berikut : Bagi Sekolah Luar Biasa Cicendo Bandung diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi guru-guru untuk selalu berkomunikasi pada orang tua murid mengenai perkembangan kemampuan anaknya, agar orang tua murid pun dapat meningkatkan harga dirinya dengan mengetahui pencapaian anaknya baik itu mengenai keadaan anaknya ataupun masa depan anaknya kelak. Bagi Orang Tua dapat mengetahui harga diri yang sedang dialaminya saat itu dan dapat menuinugkatkanu habrga dibrinuya setelah mengetahui apa yang dialaminya. Bagi Institusi dapat menjadi bahan kepustakaan bagi institusi agar dapat digunakan sebagai bahan penelitian selanjutnya.