GAMBARAN MOTIVASI BELAJAR PADA REMAJA DAN TINGKAT RISIKO INTERNET ADDICTION DISORDER DI SMAN 10 KOTA BOGOR TAHUN 2018

Main Author: Penulis : Amrisal Sisliandy Pembimbing : Dra, Yunani Sri Astuti, M.kes Penguji I : Bram Burmanajaya, M.kes Penguji II : Ns. Fauziah, M.kep, Sp. Jiwa
Other Authors: Suhaebah,Amd
Format: KTI Mahasiswa pdf
Terbitan: Poltekkes kemenkes Bandung Prodi Keperawatan Bogor , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.poltekkesbdg.info/items/show/1820
http://repository.poltekkesbdg.info/files/original/e068722316951a50e8bfd786b3783568.pdf
Daftar Isi:
  • Pengguna internet di Indonesia sendiri 75.50% diantaranya terdiri dari remaja 13-18 tahun. Pemanfaatan internet oleh remaja dapat menimbulkan efek positif dan negatif. Dampak positif pengguna internet diantaranya adalah sebagai media komunikasi, media pertukaran data, media untuk mencari informasi atau data, sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain. Sedangkan dampak negatif dari internet diantaranya adalah membuat seseorang menjadi penyendiri dan susah bergaul, pornografi, kekerasan, penipuan, kurangnya sosialisasi dengan lingkungan, susahnya meneyesuaikan diri terhadap lingkungan, dan berkurangnya waktu belajar. Seorang remaja yang mengalami Internet addiction disorder sangat berisiko mengalami penurunan motivasi belajar dan prestasi belajar. tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran motivasi belajar pada remaja dan tingkat risiko internet addiction disorder di SMAN 10 Kota Bogor. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian deksriptif dengan teknik random sampling sebanyak 77 responden. Instrument penelitian berupa kuesioner internet addiction test ,Kimberly S Young (1998) dan kuesioner motivasi belajar, Winardi Ardi (2004). Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yang mengalami internet addiction disorder yaitu sebanyak 44 responden (57%). Hasil penelitian juga responden menunjukan bahwa lebih dari setengahnya menunjukkan motivasi belajar lemah yaitu sebanyak 48 responden (62%). Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat menambahkan karakteristik responden yang diteliti.