Daftar Isi:
  • Penelitian ini di latarbelakangi oleh tingginya angka kejadian tuberkulosis paru di Indonesia. Penyakit tuberkulosis paru di Provinsi Jawa Barat menunjukan tanda gejala sistemik yaitu penurunan berat badan akibat infeksi bakteri Mycobakterium Tuberkulosis. Penderita tuberkulosis paru seringkali mengalami penurunan status gizi, bahkan dapat menjadi malnutrisi bila tidak diimbangi dengan diet yang tepat. Infeksi tuberkulosis paru mengakibatkan penurunan asupan dan malabsorpsi nutrient serta perubahan metabolisme tubuh sehingga terjadi proses penurunan massa otot dan lemak sebagai manifestasi malnutrisi energy dan protein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Status Gizi Pada Penderita Tuberkulosis Paru di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Kota Bandung dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pasien tuberkulosis paru yang baru didagnosis oleh dokter spesialis paru di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Kota Bandung. Teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan pengukuran status gizi secara langsung dengan menggunakan metode antropometri kepada 63 responden poliklinik DOTS Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat pada bulan Maret sampai Juni 2018 dengan populasi sebanyak 296 per tahunnya. Informasi mencakup identitas klien (nama, jenis kelamin, umur, pekerjaan), berat badan, tinggi badan dan hasil perhitungan IMT. Hasil yang didapatkan sebagian besar (58,7%) memiliki hasil indeks massa tubuh di kategori kekurangan berat badan tingkat ringan hingga berat. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan landasan penalataksanaan keperawatan yang lebih efektif melalui pengukuran IMT secara berkala dan memantau diit penderita yang baru terdiagnosis tuberkulosis paru, serta memotivasi responden agar terus memantau status gizinya secara mandiri dan teratur.